Unjuk Rasa Masyarakat Myanmar Terkait Kudeta Militer Tuntut agar Dikembalikannya Demokrasi

- 8 Februari 2021, 17:55 WIB
Akhirnya Internet di Beberapa Wilayah di Myanmar Hidup Kembali, Lebih dari Satu Juta Orang Terkena Dampak.
Akhirnya Internet di Beberapa Wilayah di Myanmar Hidup Kembali, Lebih dari Satu Juta Orang Terkena Dampak. /NDTV.COM/

JURNALSUMSEL.COM – Ribuan penduduk dan masyarakat Myanmar dikabarkan turun ke jalan raya kota Yangon pada hari Minggu, 7 Februari 2021.

Kegiatan unjuk rasa masal tersebut diketahui menjadi bentuk protes keras oleh masyarakat terhadap aksi kudeta atau penggulingan kekuasaan sipil dan penahanan terhadap Aung San Suu Kyi yang dilakukan oleh pihak militer pada minggu lalu.

Atribut unjuk rasa, berupa ribuan balon-balon berwarna merah yang mewakili Liga Nasional Suu Kyi untuk partai Demokrasi (NLD) pun terlihat memenuhi jalan.

Para pengunjuk rasa juga berteriak menentang kudeta yang dilakukan oleh pihak diktator militer dan menuntut agar dikembalikannya kekuasaan demokrasi sebagaimana sebelumnya.

Baca Juga: Cuma Butuh NIK KTP Anda Bisa Dapatkan Bansos Tunai 2021, Cek Penerimanya di dtks.kemensos.go.id

Baca Juga: Wishnutama Eks Menteri Parwisata dan Ekonomi Kreatif Kembali Ditunjuk Menjadi Komisaris Tokopedia

Unjuk rasa ini pun diketahui berlangsung hingga tengah hari, dengan lebih dari 100 orang masa berkumpul dan memusatkan diri di kota pesisir Mawlamine dan Mandalay.

Sementara itu, kecaman dan protes keras terus berdatang dari para pemimpin negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Sekretaris Jendral Antonio Guterres bahkan mendesak pimpinan militer Myanmar untuk segera melepaskan kekuasaan tidak sahnya, dan segera membebaskan para politisi yang tengah ditahan.

Satu minggu dikabarkan telah berlalu, pasca peristiwa kudeta atau pengalihan kekuasaan yang sah secara paksa oleh pihak militer terhadap pihak pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Peristiwa Kudeta tersebut diketahui terjadi pada 1 Februari 2021, Senin dini hari.

Tidak hanya mengambi alih tampuk kekuasaan dari pihak pemerintah yang sah. Pihak militer juga dikabarkan menangkap dan menahan berberapa orang termasuk Aung San Suu Kyi, pemimpin sipil tertinggi Myanmar.

Baca Juga: Takut Minus Mata Kamu Bertambah? Hindari 5 Kebiasaan Buruk Ini

Baca Juga: 5 Adab Bercanda dari Rasulullah yang Harus Kamu Tahu, Penting agar Tidak Kelewat Batas

Pihak miiter beralasan bahwa aksi kudeta tersebut murni dan perlu dilakukan, sebagai pembalasan terhadap kecurangan pada proses pemilihan umum (Pemilu) pada tempo lalu.

Pada pemilu tersebut, pihak pemenang yang berasal dari Partai Demokrasi dicurigai telah melakukan suatu kecurangan sistematis sehingga hasil kemenangan tersebut menjadi tidak sah.

Sementara itu, masyarakat yang lebih menyukai tatanan sistem pemerintahan dan sosial yang diterapkan oleh Partai Demokrasi pun membalas keras penyataan dari pihak militer tersebut.

Masyarakat mengatakan bahwa alasan yang dikatakan pihak militer untuk melakukan kudeta tersebut hanyalah omong kosong dan fitnah belaka.

Kecaman yang bernada sama pun faktanya tidak hanya berasal dari masyarakat Myanmar semata.

Beberapa negara di dunia termasuk Indonesia dan Malaysia juga diketahui mengecam keras kudeta tersebut, serta memaksa pihak militer Myanmar agar segera menyudahi kekacauan yang dibuatnya.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah