Afrika Selatan Membayar Vaksin Oxford untuk Covid-19 Dua Kali Lipat dari Harga Eropa

- 22 Januari 2021, 19:15 WIB
Ilustrasi vaksinasi COVID-19
Ilustrasi vaksinasi COVID-19 /pixabay/Wilfried Pohnke

Baca Juga: Pencarian Korban Sriwijaya Air Dihentikan, Menhub Tetap Pastikan Upaya Pengalihan Operasi

Sekitar 2.000 warga Afrika Selatan berpartisipasi dalam uji klinis vaksin pada tahun 2020.

Kesepakatan bilateral antara pemerintah yang lebih kaya dan produsen vaksin virus corona, telah menimbulkan kekhawatiran atas kenaikan harga dan kurangnya pasokan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan tentang ‘nasionalisme vaksin’ dan ‘pencungkilan harga’.

Pesanan vaksin AstraZeneca oleh Afrika Selatan adalah bagian dari dosis aman, yaitu sebanyak 20 juta yang akan dikirimkan pada paruh pertama tahun 2021.

Fasilitas Covax yang didukung WHO diharapkan dapat memberikan suntikan untuk 10% populasi antara April dan Juni.

Baca Juga: Usai Jalani Vaksinasi, Bupati Sleman Sri Purnomo Terkonfirmasi Positif Covid-19.

Baca Juga: OLED 90Hz Samsung Display, Berikan Pengalaman Lebih Mulus Bagi Pengguna

Vaksin lain akan diberikan melalui Uni Afrika dan kontrak bilateral dengan pemasok yang belum diungkapkan.

Reuters melaporkan, SII juga ditetapkan untuk memasok 100 juta dosis vaksin ke Uni Afrika masing-masing seharga $ 3 atau Rp42.210.

Kelompok oposisi mengkritik strategi inokulasi Afrika Selatan. "Laporan hari ini menunjukkan bahwa pemerintah harus mengeluarkan uang dua kali lipat dari yang dibayar beberapa negara lain untuk vaksin mereka," kata partai oposisi utama Aliansi Demokratik yang menyalahkan buruknya perencanaan dan negosiasi yang tertunda.

Solidaritas serikat pekerja dan kelompok hak asasi terkemuka, AfriForum, bersama-sama mengumumkan rencana untuk meluncurkan pertarungan hukum melawan pemerintah karena kurangnya transparansi.

“Ketidakterbukaan informasi pemerintah merupakan bukti lebih lanjut mengapa itu tidak dapat dipercaya melakukan monopoli terkait pembelian dan distribusi vaksin Covid-19,” kata AfriForum.

Baca Juga: Hongkong Akan Berlakukan Lockdown untuk Pertama Kalinya, Mengapa?

Baca Juga: Terjadi Peningkatan Aktivitas, Status Gunung Raung di Jawa Timur Naik Jadi Waspada

Afrika Selatan sedang berjuang dengan gelombang kedua infeksi yang dipicu oleh varian virus korona baru yang dianggap lebih menular oleh para ilmuwan.

Pemerintah bertujuan untuk memvaksinasi dua pertiga dari populasinya, yaitu sekitar 40 juta dari hampir 60 juta orang untuk mencapai kekebalan pada akhir tahun 2021.***

Halaman:

Editor: Shara Amalia

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x