JURNALSUMSEL.COM - Perang militer antara Rusia dan Ukraina semakin memanas.
Rusia terus-terusan memborbardir kota-kota besar di Ukraina dengan rudal dan tembakan udara.
Tak main-main, Vladimir Putin juga terus menyusun rencana terkait serangan selanjutnya untuk Ukraina dan negara-negara yang terlibat.
Memasuki invasi Rusia yang sudah berjalan hampir tiga bulan, Ukraina semakin waspada karena serangan Rusia dinilai tak terprediksi dan mematikan.
Kota-kota besar di Ukraina telah hancur oleh serangan rudal, dan warga sipil pun ikut menjadi korban jiwa.
Meski Ukraina mendapat pasokan senjata dari negara barat khususnya AS, namun perlawanan pasukan Rusia pun tak kalah mengerikan sebab Vladimir Putin dikenal tak pernah main-main dengan ancamannya.
Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di Lingkar Kediri dengan judul "Berita Mengejutkan Bagi Presiden Zelensky, Rusia Mengonfirmasi Telah Menjatuhkan 250 Pesawat Tempur Ukraina".
Belum lama ini muncul pula berita mengejutkan yang dikonfirmasi oleh pihak Rusia terkait perang Moskow dan Ukraina.
Dilansir dari Zing News, Rusia mengatakan bahwa mereka telah menjatuhkan lebih dari 250 pesawat tempur milik Ukraina.
Pada 30 April Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov menyampaikan bahwa Moskow telah menghancurkan 142 pesawat tempur, 112 helikopter dan 658 kendaraan udara tak berawak (UAV) sejak pecahnya permusuhan di Ukraina.
Selain itu ia juga mengklaim bahwa militer Rusia telah menghancurkan 279 sistem rudal permukaan-ke-udara, 2.656 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, 307 sistem artileri roket ganda, 1.189 artileri dan mortir, serta 2.492 kendaraan militer dari semua jenis.
Igor Konashenkov juga menyampaikan bahwa rudal presisi tinggi milik Rusia telah menghantam lima sasaran militer Ukraina antara malam 29 April dan pagi 30 April.
Situs-situs tersebut termasuk “empat gudang amunisi dan bahan bakar di dekat daerah pemukiman Berezovoye, Vozdvizhenka, Pokrovskoye dan Barvenkovo, serta area di mana tenaga kerja dan peralatan militer dari 'elemen nasionalis ‘terkonsentrasi’,” kata Jenderal Konashenkov.***(Donna Lia Suhervina/Lingkar Kediri)