JURNALSUMSEL.COM - Gencatan senjata antara tentara Rusia dan Ukraina hingga kini masih berlangsung.
Rusia bersumpah tak akan hentikan perang dan terus lakukan perlawanan senjata di beberapa kota besar di Ukraina.
Pekan pertama invasi Rusia, ratusan tentara dinyatakan tewas dalam baku tembak dan pengeboman di Ukraina.
Baca Juga: Bersumpah Tak Akan Hentikan Serangan, Rusia Hancurkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina
Tak hanya itu, Rusia juga kehilangan salah satu Mayor Jenderal seniornya dalam baku tembak bersama tentara Ukraina.
PBB sendiri dengan resmi mengumumkan kondisi warga sipil, termasuk yang tewas dan luka-luka di Ukraina pada minggu pertama invasi Rusia.
Sebanyak 249 warga sipil tewas dan 553 orang terluka untuk saat ini.
Sebelumnya, artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "PBB Ungkap Jumlah Warga Sipil yang Tewas Akibat Invasi Penuh Rusia di Ukraina".
Menurut PBB, sebagian besar korban yang tewas disebabkan oleh rudal, serangan udara, penembakan dan ledakan lainnya pada Kamis, 3 Maret 2022.
Sementara itu, militer Rusia untuk pertama kalinya mengumumkan ada 498 tentaranya tewas dan hampir 1.600 orang terluka.
Rusia juga mengeklaim bahwa militer Ukraina dan paramiliter sayap kanan telah kehilangan setidaknya 2.870 tentara, sementara 3.700 orang lainnya terluka. Sekitar 572 tentara Ukraina juga ditahan saat ini.
Sepekan perang Rusia dan Ukraina, satu juta orang telah melarikan diri dari Ukraina ke negara-negara tetangga.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi mengatakan pada Kamis, sekitar 2 persen dari total populasi Ukraina telah mengevakuasi diri.
Baca Juga: Cara Buat KIP, Berkas Persyaratan dan Cara Cek Penerima BLT Pelajar 2022, Akses Link Berikut Ini
"Bagi jutaan orang lainnya di Ukraina, sudah waktunya bagi perang dihentikan. Kini bantuan kemanusiaan yang bisa menyelamatkan jiwa dapat diberikan," kata Grandi di Twitter-nya.
Sebelumnya, perwakilan Rusia dan Ukraina bertemu di Belarusia pada Kamis kemarin untuk membahas gencatan senjata demi kemanusiaan.
Ukraina juga telah meminta misi penjaga perdamaian PBB di Kyiv.***(Ikbal Tawakal/Pikiran Rakyat)