Network
JURNALSUMSEL.COM- Seorang ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa, 9 Februari 2021, menyebutkan bahwa virus corona tidak mungkin bocor dari laboratorium China.
Ia mengatakan bahwa virus corona kemungkinan besar berpindah ke manusia melalui perantara hewan.
Sebelumnya, diketahui bahwa tim kesehatan dari WHO telah melakukan penyelIdikan berkaitan dengan asal-usul dari virus corona.
Tim WHO telah menyelediki beberapa tempat di Wuhan yang diduga menjadi tempat awal mula virus corona menyebar.
Namun, setelah mengunjungi beberapa tempat tersebut. Tim WHO menyimpulkan bahwa virus corona tidak mungkin berasal dari kebocoran laboratorium virologi di Wuhan, China
Baca Juga: Kamu Mahasiswa? Segera Daftar Kampus Mengajar 2021: Program Kampus Merdeka, Ada Insentif Bulanan!
Baca Juga: Tersebar Rumor Bahwa Vaksin Covid -19 Mengakibatkan Kemandulan, Berikut Penjelasan WHO
Ahli WHO bernama Peter Ben Embarek membuat penilaian dalam ringkasan penyelidikan timnya terhadap kemungkinan asal-usul virus corona di kota Wuhan, China.
“Penemuan awal kami menunjukkan bahwa introduksi melalui spesies inang perantara adalah jalur yang paling mungkin dan akan membutuhkan lebih banyak studi dan lebih spesifik, penelitian yang ditargetkan,” kata Embarek, seperti dikutip dari Times of Israel, Rabu, 10 Februari 2021.
“Namun, temuan menunjukkan bahwa hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin untuk menjelaskan pengenalan virus ke populasi manusia,” ujarnya.
Tak hanya itu, Emberek juga membeberkan beberapa kemungkinan-kemungkinan asal-usul dari virus corona yang didapat setelah mereka melakukan penyelidikan.
Embarek mengatakan transmisi melalui perdagangan produk beku juga kemungkinan terjadi.
Baca Juga: Setelah Melakukan Investigasi, WHO Kini Bilang Tidak Akan Ungkap Asal Virus Covid-19
Baca Juga: Wow, Ternyata 9 Bahan Gampang Ini mampu Redakan Sakit Kepala Meski Tanpa Obat!
Kepala kontingen China Liang Wannian juga mengatakan penularan virus corona dari hewan kemungkinan besar penyebabnya.
Liang menambahkan tidak ada indikasi penyakit itu beredar di Wuhan sebelum Desember 2019 ketika kasus resmi pertama dicatat
Diketahui, misi WHO yang sempat ditunda oleh Beijing dirundung oleh kekhawatiran akan ditutup-tutupi,di mana AS menuntut penyelidikan yang kuat.
Kemudian, China membalas AS dengan peringatan untuk tidak 'mempolitisasi' penyelidikan.
Tim WHO yang melakukan penyelidikan terdiri dari para ahli dari 10 negara.
Baca Juga: Heboh Video Mesum Diduga Mirip Dirinya, Gabriella Larasati Tutup Kolom Komentar Instagramnya
Mereka telah mengunjungi beberapa tempat seperti rumah sakit, institut penelitian, pasar tradisional yang terkait dengan wabah dan situs lainnya di China.
Selama kunjungan berlangsung, proses penyelidikan diawasi secara ketat termasuk juga ketika kunjungan ke pameran propaganda.
Hal itu dilakukan untuk merayakan pemulihan China, bakan para wartawan sebagian besar tidak bisa dijangkau oleh para ahli.
Kunjungan tim WHO membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bernegosiasi dengan pihak otoritas China.
Setelah akhirnya China menyetujuinya di tengah tekanan internasional besar-besaran pada pertemuan Majelis Kesehatan Dunia Mei 2020 lalu.***
