JURNALSUMSEL. COM - Bahan Usaha Milik Negara layanan keuangan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencetak laba bersih konsolidasi sebesar Rp 60,3 triliun sepanjang 2023 atau tumbuh 17,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy)
Selain itu, perseroan mencatatkan aset tumbuh 5,3 persen year on year (yoy) menjadi Rp 1.965 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan, capaian laba perseroan didukung oleh tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG), baik dari sisi operasional maupun bisnis.
Ia mengayakan, laba tersebut nantinya menjadi hak pemegang saham melalui pembayaran pajak dan dividen. Mayoritas laba dikembalikan ke negara sebagai pemegang saham prioritas, yang selanjutnya digunakan untuk rakyat melalui program pemerintah.
Baca Juga: Aiman Gunakan Hak Tolak Diminta Ungkap Sumber Soal Netralitas Polisi
Baca Juga: POCO M6 Pro Dirilis 1 Februari di Indonesia, Barengan dengan POCO X6 5G
"Keberhasilan BRI mencetak laba menjadi bukti nyata fungsi bank sebagai agent of development dan value creator, di mana kami secara simultan menciptakan economic value dan social value," ujarnya.
Ia menjabarkan, penopang utama kinerja BRI hingga akhir 2023 tersebut di antaranya adalah pertumbuhan kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang memadai dengan fokus pada dana murah (CASA), serta efisiensi yang terus meningkat berkat dari transformasi digital yang dilakukan BRI.
Penyaluran kredit, ungkap ia, tercatat sebesar Rp 1.266,4 triliun atau tumbuh 11,2 persen yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri bank nasional sebesar 10,4 persen.
Sementara itu, DPK perseroan mencapai Rp 1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9 persen yoy. Penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan persentase mencapai 64,4 persen atau setara dengan Rp 874,1 triliun.