Ungguli Cak Imin dan Mahfud MD di Berita Digital, Pengamat Sebut Gibran Rakabuming Berhasil Dominasi Sosmed

- 22 Januari 2024, 13:41 WIB
Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pandangannya saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta
Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pandangannya saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta /Foto: Antara/

 

JURNALSUMSEL.COM - Debat cawapres kembali dilangsungkan pada malam tadi, Minggu, 21 Januari 2022. Mengenai debat cawapres tersebut, pengamat media baru Prabu Revolusi memberikan fakta berupa data percakapan di media digital.

Dalam data internalnya tersebut, Prabu menunjukkan bahwa Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka mendominasi percakapan di media sosial maupun pemberitaan digital mengalahkan Cak Imin & Mahfud MD.

“Pembicaraan tentang Gibran mendominasi percakapan dan pemberitaan di dunia digital atau media baru hingga 55,4%, sementara itu Cak Imin menempati posisi yang kedua dengan persentase sebesar 29,4%, dan Pak Mahfud di posisi ketiga dengan persentase sebesar 15.2%” ujar Prabu sembari menjelaskan data-data internalnya yang dikumpulkan pada saat pelaksanaan debat berlangsung sejak pukul 18.00 – 22.10 WIB sebagai bagian mitigasi untuk menghindari munculnya bot-bot di media sosial.

Lanjut Prabu, ia menjelaskan secara lebih rinci dari volume percakapan yang ada pasca debat cawapres 2024. Dari datanya tersebut, ia menunjukkan bahwa Gibran Rakabuming Raka menempati total volume percakapan sebanyak 225,063, diikuti oleh Muhaimin Iskandar sebesar 119,425, dan Mahfud MD sebesar 61,522.

Adapun penjabaran lebih lanjut yang ia tunjukkan, impresi potensial mengikuti total percakapan yang ada. Artinya Gibran yang memuncaki peringkat pertama secara percakapan turut memimpin impresi potensialnya sebesar 3.1 miliar, diikuti oleh Cak Imin sebesar 2.3 miliar, dan Mahfud MD sebesar 982.7 juta impresi potensial.

“Dari data ini kita bisa melihat bahwa Gibran Rakabuming mendominasi perhatian dari publik terutama public yang menyaksikan melalui beberapa platform sosial media maupun pemberitaan online” jelas pria yang menyandang gelar doktoral di bidang Komunikasi Media Baru dari Universitas Sahid Jakarta.

Terkait dengan sentimen yang turut muncul dari percakapan-percakapan digital saat berlangsungnya debat cawapres, Prabu menilai bahwa utamanya sentimen ini lahir dari fanbase-fanbase pendukung pasangan calon PIlpres 2024.

“Fanbase tentu akan memberikan sentimen positif apapun yang cawapresnya lakukan, sementara itu akan memberikan sentimen negatif pada cawapres kompetitornya” jelas Prabu sambil menggarisbawahi bahwa sentimen digital sulit untuk dijadikan sebagai sentimen publik secara keseluruhan.

Halaman:

Editor: Aisa Meisarah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x