Pramuka, ujarnya, juga perlu untuk menjadi pribadi yang bersedia berkorban, dan membantu seluruh saudara, keluarga dan tetangga di lingkungan sekitar.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pramuka yang telah bahu membahu bersamaan dengan elemen masyarakat lain dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Inilah jiwa pramuka sejati yang tertuang dalam Dwi Darma, Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka, terpanggil, rela berkorban untuk membantu sesama tanpa melihat perbedaan suku, agama dan golongan," tuturnya.
Baca Juga: Gubernur Sumsel Herman Deru Tolak Syarat Masuk Mall Harus Ada Kartu Vaksin
Sebelum Indonesia merdeka, ada berbagai gerakan kepanduan yang berdiri sendiri-sendiri.
Pada masa itu, banyak organisasi kepanduan yang telah berdiri sejak masa kolonialisme Belanda di Tanah Air.
Berdasarkan jiwa nasionalisme dan patriotisme yang kuat, kepanduan-kepanduan di Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan juga berperan besar dalam proses kemerdekaan negara dan bangsa Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka dengan anggota Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof Prijono, Dr A Azis Saleh, serta Achmadi.
Baca Juga: Seorang Wanita Diketahui Anak Punk Meninggal di Depan Masjid Tugu Mulyo
Keempat tokoh kepramukaan Indonesia ini menyusun Anggaran Dasar Gerak Pramuka serta Keputusan Presiden RI Nomor 238/1961, tentang Pramuka.