Baca Juga: Teuku Wisnu Curhat Perjuangan Rumah Tangganya Bersama Shireen: Gagal hingga Harus Berhutang
Selain itu, ada satu lagi penyebab mengapa Garuda Indonesia dikabarkan nyaris bangkrut.
Hal ini dikarenakan banyaknya rute tak menguntungkan selama maskapai nasional tersebut beroperasi di Indonesia.
Sebetulnya, tutur dia, sebelum Covid-19 bisnis penerbangan dalam negeri mengalami keuntungan namun penerbangan luar negerinya mengalami kerugian.
“Nah ini memang penyakitnya yang lama,” ujar Kartika.
Baca Juga: Tepis Isu Orang Ketiga, Kalina Ocktaranny: Jangan Ada Lagi Pemberitaan Simpang Siur Antara Kami
Selain dua masalah itu, Garuda Indonesia juga menemui masalah baru yaitu perubahan pengakuan kewajiban sewa pesawat.
Yang tadinya dicatat sebagai pembelanjaan operasional berubah menjadi utang.
Oleh sebab itu, menurut Kartika Wirjoatmodjo utang Garuda Indonesia yang mencapai USD4,5 miliar tersebut harus diturunkan di kisaran USD1- 1,5 miliar dengan melakukan restrukturisasi yang sifatnya fundamental.
Untuk mengejar taget tersebut, dia mengatakan saat ini Kementerian BUMN tengah berbicara secara intensif dengan manajemen, pemegang saham minoritas juga Kementerian Keuangan soal bagaimana proses restrukturisasi Garuda Indonesia ke depan harus mampu mengurangi utang tersebut.