Epidemiolog Sebut Angka 1 Juta Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Sudah Lama Terlewati, Ini Penjelasannya

- 27 Januari 2021, 13:16 WIB
TANGKAPAN layar total konfirmasi Covid-19 Indonesia melampaui angka 1 juta.
TANGKAPAN layar total konfirmasi Covid-19 Indonesia melampaui angka 1 juta. /Satuan Tugas Penanganan Covid-19/

JURNALSUMSEL.COM - Kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah memasuki babak baru.

Kemarin, Selasa, 26 Januari 2021, Indonesia mencatat kasus positic Covid-19 yang sudah tembus satu juta.

Jumlah ini merupakan jumlah kasus positif Covid-19 yang sudah terkonfirmasi.

Dengan lonjakan kasus tersebut, Indonesia menjadi negara dengan angka positif Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara saat ini.

Baca Juga: CPNS 2021 Dibuka Beberapa Bulan Lagi, Simak Alur Pendaftarannya di Portal SSCN

Baca Juga: Ramai Nyinyiran di Postingan Jubir Presiden, Wartawan: Coba Lamar Jadi Jubir Joe Biden Aja Bang

Namun demikian, sejumlah epidemiolog meyakini angka tersebut tidak mencerminkan jumlah penularan sesungguhnya.

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan jumlah kasus positif sebesar satu juta kasus sebenarnya telah lama terlewati.

Menurutnya, hal ini karena jumlah yang diumumkan pemerintah hanya kasus yang terkonfirmasi.

"Bukan kenyataan jumlah yang terinfeksi di masyarakat," kata Pandu seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Gempar, Pria di Prabumulih Bunuh Ibu Kandung, Dugaan Motif Karena Tidak Kunjung Menikah

Baca Juga: 7 Tokoh Serial Anime Attack on Titan yang Bikin Pecinta Anime Jatuh Cinta

Epidemiolog lainnya juga berpendapat senada.

"Kasus yang sebenarnya itu lebih besar. Mungkin angka 1 juta yang sebenarnya sudah tembus sejak lama. Ini kan hanya angka yang terlaporkan," ujar Epidemiolog asal Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani.

Dicky Budiman dari Griffith University Australia juga mengatakan hal serupa.

Menurut Dicky, sejumlah pemodelan epidemiologi yang diperhitungkan oleh Imperial College London (ICL), Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), dan Youyang Gu (YYG) mengestimasi kasus baru di Indonesia telah mencapai lebih dari 100 ribu kasus per hari.

Sistem pencatatan dan pelaporan data yang buruk masih menjadi kendala dalam memahami situasi pandemi yang sebenarnya sehingga berujung pada kebijakan pengendalian yang tidak tepat.

Baca Juga: Bilang Kangen Sama Wartawan, Jubir Presiden Fadjroel Rachman Diserbu Komen: Bales Chat Dong Bang!

Baca Juga: Krisis Politik Kian Memburuk di Italia, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte Mengundurkan Diri

"Ini harus menyadarkan pemerintah bahwa faktor data ini begitu penting. Ketika data tidak memadai, akibatnya akan terjadi mislead dalam strategi dan mislead dalam asumsi," ucap Dicky.

Upaya deteksi dan pelacakan kasus Covid-19 di Indonesia tidak secepat laju penularan dari SARS-CoV-2 virus itu sendiri.

Kapasitas tes di Indonesia baru mencapai 267 ribu orang per minggu.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengakui bahwa masih banyak tes yang tidak tepat sasaran.

Diketahui, persentase kasus positif (positivity rate) di Indonesia melebihi 25 persen bahkan sempat mencapai 30 persen dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Dilantik Hari Ini Sebagai Kapolri, Berikut Profil Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo

Baca Juga: Alami Kelelahan? Ini 7 Cara Mengatasinya

Hal tersebut menjadi penanda bahwa penularan di Indonesia tidak terkendali.

Sementara itu, WHO menetapkan standar sebesar 5 persen sebagai penanda bahwa pandemi Covid-19 terkendali dengan baik.

Menurut Pandu hingga kini, puncak kasus positif Covid-19 di Indonesia masih akan terus naik, dan tidak dapat diketahui kapan akan mencapai puncak.

"Tergantung pemerintah dan masyarakat, kapan maunya pandemi ini mencapai puncaknya," kata Pandu.***

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Anadolu Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x