"Ini harus menyadarkan pemerintah bahwa faktor data ini begitu penting. Ketika data tidak memadai, akibatnya akan terjadi mislead dalam strategi dan mislead dalam asumsi," ucap Dicky.
Upaya deteksi dan pelacakan kasus Covid-19 di Indonesia tidak secepat laju penularan dari SARS-CoV-2 virus itu sendiri.
Kapasitas tes di Indonesia baru mencapai 267 ribu orang per minggu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengakui bahwa masih banyak tes yang tidak tepat sasaran.
Diketahui, persentase kasus positif (positivity rate) di Indonesia melebihi 25 persen bahkan sempat mencapai 30 persen dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Dilantik Hari Ini Sebagai Kapolri, Berikut Profil Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo
Baca Juga: Alami Kelelahan? Ini 7 Cara Mengatasinya
Hal tersebut menjadi penanda bahwa penularan di Indonesia tidak terkendali.
Sementara itu, WHO menetapkan standar sebesar 5 persen sebagai penanda bahwa pandemi Covid-19 terkendali dengan baik.
Menurut Pandu hingga kini, puncak kasus positif Covid-19 di Indonesia masih akan terus naik, dan tidak dapat diketahui kapan akan mencapai puncak.