Jadi Ladang Bisnis, dr Tirta Bongkar 7 Keanehan Rapid Test

25 September 2020, 09:05 WIB
dr. Tirta /Twitter

JURNALSUMSEL.COM - Aktivis relawan Covid-19, Tirta Mandira Hudhi resah dengan kondisi pandemi Covid-19.

Dia mengalami keanehan dari tes rapid yang begitu bergaung diharuskan semua kalangan.

Relawan Covid-19 yang akrab disapa dr Tirta mengungkapkan ada tujuh hal yang membuatnya tidak bisa tidur dan dituliskan dalam akun Instagramnya pada Rabu, 23 September 2020 dini hari.

Baca Juga: Mudahnya Bayar Tagihan Rumah Selama di Rumah Aja

Baca Juga: Daftar HP 1 Jutaan yang Punya Spesifikasi Mumpuni, Cocok yang yang Low Budget

“Enggak bisa tidur, gatal buat nulis, toh pagi nanti saya masih rapat relawan. Ayok. Kita bahas masalah demi masalah yang mengganjal di mata saya. 7 bulan sudah info lumayan dan lengkaplah. Rapid Test : Bisnis/gimmick/solusi? Silahkan anda nilai sendiri,” ungkap dr. Tirta memulai tulisannya, seperti dilihat PikiranRakyat-Cirebon.com pada Kamis, 24 September 2020.

Hal pertama yang dibahas adalah adanya statement “alat test Covid” yang muncul pada Maret 2020, menyebutkan rapid test berbasis serology.

Sebenernya itu screening test yang tidak bisa dijadikan patokan hasil infeksi Covid-19.

Baca Juga: Anti Gagal, Tutorial Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 10

Baca Juga: Jadwal Live Streaming Timnas U-19 Vs Bosnia: Shin Tae-yong Bakal Rotasi Pemain

Kedua, dia merujuk pada Persatuan Dokter Lab yang tidak merekomendasikan rapid, karena harusnya perbanyak PCR Swab Test agar bisa cepat.

“(Ketiga), rapid test tiba-tiba dibuat sebagai syarat semua kerjaan, administrasi, transportasi dkk. Tapi warga disuruh bayar sendiri? Logis? Rapid test serology disamain kayak SKCK bung!,” tegasnya.

Lebih lanjutnya pada poin keempat, dr Tirta menyoroti harga rapid test pada Mei 2020 yang berada di angka Rp300-400 ribu, tetapi kini tiba-tiba hanya di kisaran Rp100-150 ribu doang.

“Kok iso? Lha kalau sekarang bisa murah? Sekarang bisa murah? Terus dulu-dulu mahal, itu gimana?"

Baca Juga: Buat Peserta yang Lulus Kartu Prakerja Gelombang 9, Ikuti Langkah Ini Biar Kepesertaan Tidak Dicabut

Baca Juga: Gol Leon Goretzka dan Javi Martinez Bawa Bayern Munchen Juarai Piala Super Eropa

"Berarti harga modal sejatinya rendah, tapi karena enggak ada batasan harga eceran tertinggi, jadinya mahal. Jujur aja, pure ini bisnis! Ada ceruk laba yang diambil di sini! Ayok, pembelian rapid harus diaduit! Berani enggak?,” jelasnya penuh emosi.

Masih berlanjut pada poin kelima, dr Tirta mengajak semuanya bersuara soal kejanggalan rapid test.

Rapid test serology hasilnya berlaku sampai 14 hari stelah rapid. Padahal false positif dan negatif tinggi.

"Apa yang menjamin kalau rapid saya negatif, terus test berlaku 14 hari, padahal 14 hari saya keliling-keliling, terus tetap aman gitu? Atau buat ayem-ayem aja? Jujur bos!,” tulisnya meminta kejelasan pihak-pihak yang berwenang melakukan rapid test.

Baca Juga: Javi Martinez Cetak GOL! Saksikan Live Streaming Bayern Vs Sevilla di Babak Tambahan

Baca Juga: Gol Lewandowski Dianulir VAR! Nonton Live Streaming Babak Kedua Bayern Vs Sevilla

Untuk itu, dr Tirta meyakini rapid test akan mendapat masa untuk diaudit pemerintah karena sudah bertindak memahalkan harga, padahal bisa dikasih ke daerah zona merah.

“Rapid test serology. Saya yakin suatu saat harus diaudit, kenapa kok enggak ambil swab PCR aja yang jelas gold standard. Dan kasih gratis ke semua warga di wilayah redzone. Ini baru satu hal selama saya di lapangan selama tujuh bulan,” tegasnya.

Tak lupa, ia juga memperkuat pernyataannya soal rapid test bagian dari bisnis, terbukti dengan pesan dari seseorang ke dirinya yang menawarkan alat rapid test.

Baca Juga: Bayern Balas Gol Sevilla! Jangan Sampai Ketinggalan Serunya Live Streaming Bayern Vs Sevilla

Baca Juga: Gawang Neuer Kebobolan! Nonton Serunya Live Streaming Bayern Vs Sevilla di TV Online Sekarang

Lengkapnya, penawaran itu dikirimkan ke dirinya pada bulan April 2020 dengan harga variatif, dari Rp500 ribu hingga kini sudah Rp95 ribu, sehingga dr Tirta menyindir keras bahwa bisnis rapid test sudah tidak laku lagi.

“Sejak April, gue menerima tawaran gini banyak banget bos. Gue diamin. Dulu Rp500-an ribu. Sekarang Rp95.000 itu enggak laku apa gimane? Mentang-mentang gue relawan, lu mau dagang rapid gitu ke gue? Kok gampang banget ya rapid dijual bebas? Buka mata hati lu semua,” pungkas dr Tirta.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG! Saksikan Live Streaming Bayern Vs Sevilla di Piala Super Eropa

Baca Juga: Ini Hasil Pengundian Nomor Urut Pasangan Calon di Pilkada OKU Timur 2020

Artikel ini telah terbit di PR Cirebon dalam judul "Terbongkar Keanehan Rapid Test dari Mahal hingga Murah, dr Tirta Ungkap Tujuh Bukti Bisnis Covid-19".***(Khairunnisa Fauzatul A/PR Cirebon)

Editor: Mula Akmal

Sumber: PR Cirebon

Tags

Terkini

Terpopuler