Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber, Habib Rizieq Bawa-bawa PKI

14 September 2020, 13:59 WIB
Kasus penusukanSyekh Ali Jaber. Suasana konferensi pers di Bandar Lampung, Senin 14 September 2020. /ANTARA/Dian Hadiyatna/

JURNALSUMSEL.COM - Kasus penusukan Syekh Ali Jaber membuat publik terhenyak.

Kasus penusukan Syekh Ali Jaber dilakukan orang tak dikenal saat berdakwah.

Banyak spekulasi dan opini soal kasus penusukan Syekh Ali Jaber. 

Baca Juga: Menang 10-0 atas Bhayangkara, Ini yang Membuat Manajemen Sriwijaya FC Belum Puas

Seperti diketahui sebelumnya, penusukan ulama asal Madinah, Arab Saudi itu terjadi di Bandar Lampung, Minggu 13 September 2020.

Saat itu, Syeikh Ali Jaber menyampaikan dakwahnya di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjung Karang.

Pihak kepolisian pun sudah mengamankan pelaku yang diketahui masih berusia 24 tahun, berinisial AA.

Baca Juga: Perasaan Valentino Rossi Setelah Saksikan 2 Anak Didiknya Naik Podium MotoGP San Marino

Pihak keluarga menyebut AA mengidap penyakit gangguan jiwa.

Namun pihak kepolisian tidak langsung mempercayai, dan masih menyelidiki motif serta latar belakang tersangka.

Sebagaimana diberitakan oleh Warta Ekonomi sebelumnya, kabar penusukan tersebut rupanya sudah terdengar ke kuping Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS).

Baca Juga: Valentino Rossi Kehilangan Podium MotoGP San Marino di Lap Terakhir

HRS yang kini tinggal di Arab Saudi, mengutuk keras aksi penusukan kepada Syekh Ali Jaber.

Melalui pengacaranya, Damai Haris Lubis, HRS meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas insiden penusukan terhadap Ulama. 

"Polisi mesti usut tuntas," ujar Damai.

Habib Rizieq juga menduga insiden penusukan terhadap ulama Syekh Ali Jaber merupakan skenario dari neo Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga: 7 Situs Streaming Anime Legal, Sssttt….Ada untuk Dewasa dan Gratis!

"Hati-hati motif kuat dugaan skenario neo PKI agar masyarakat muslim takut datang ke Masjid, serta tidak mau berkumpul atau dekat dengan para ulama," katanya.***(Vicky Fadil/Warta Ekonomi).

Disclaimer: Artikel ini merupakan hasil kerja sama dengan Warta Ekonomi. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.

Editor: Muhammad Wirawan Kusuma

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler