Ratusan Kasus Hepatitis Akut Terjadi di Dunia, WHO Lakukan Penyelidikan Terkait Hubungannya dengan Covid-19

11 Mei 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi penyakit hepatitis akut /Instagram/@hepatitisb_indonesia

JURNALSUMSEL.COM - Penyebaran hepatitis akut dengan gejala misterius tengah menjadi wabah yang diwaspadai di beberapa negara.

Baru-baru ini, WHO mencatat ratusan kasus hepatitis akut yang terjadi di 20 negara, yang tiga di antaranya berasal dari Indonesia.

Sementara itu Inggris menjadi negara dengan laporan kasus hepatitis akut terbanyak, yakni 160 kasus.

Sebaran hepatitis akut dengan gejala misterius tersebut sebagian besar menyerang anak usia di bawah 16 tahun, dengan gejala diare, muntah, kulit menjadi kuning, dan radang pada liver.

Baca Juga: EIGER Adventure Bergabung Dalam Pasar NFT

Terkait penyebab pasti hepatitis akut, WHO masih belum mengumumkan penyebabnya dan masih melakukan penelitian lebih lanjut.

Saat ini, WHO tengah menyelidiki hubungan antara infeksi Covid-19 dengan kasus hepatitis akut yang merebak dalam beberapa pekan terakhir.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Hepatitis Misterius diduga Berkaitan dengan Covid-19, WHO Lakukan Penyelidikan".

WHO mengungkapkan adanya 348 kemungkinan kasus hepatitis akut dengan gejala misterius yang tidak diketahui asalnya telah diidentifikasi.

Pada saat yang sama, penelitian tentang peran potensial Adenovirus dan infeksi Covid-19 terus berjalan.

Sebagai hipotesis awal, WHO menduga hepatitis akut itu melibatkan Adenovirus.

Baca Juga: Jadwal Bioskop Trans TV Rabu 11 Mei 2022, Tayang Malam Ini The Matrix Revolutions dan In The Heart of The Sea!

Kasus hepatitis akut sendiri setelah dilaporkan di 20 negara, dengan 70 kasus tambahan dari 13 negara lainnya yang menunggu klasifikasi karena tes menunggu penyelesaian.

Perwakilan program hepatitis global WHO, Philippa Easterbrook mengatakan bahwa kajian mengenai hubungan antara Covid-19 dengan hepatitis misterius sudah ada beberapa kemajuan.

"Selama seminggu terakhir, ada beberapa kemajuan penting dengan penyelidikan lebih lanjut dan beberapa penyempurnaan hipotesis kerja," kata Philippa Easterbrook dikutip dari Hindustan Times pada Rabu, 11 Mei 2022.

WHO pertama kali mendapatkan laporan 10 kasus hepatitis yang tidak dapat dijelaskan lebih rinci di Skotlandia pada 5 April 2022. Kasus tersebut terdeteksi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun.

Baca Juga: Lebih Pilih Indah Permatasari dibanding Raline Shah, Refal Hady Ungkap Alasannya

Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan tengah menyelidiki 109 kasus seperti itu, termasuk 5 kematian yang dilaporkan pada Jumat, 6 Mei 2022.

"Saat ini, hipotesis utama tetap yang melibatkan Adenovirus juga masih merupakan pertimbangan penting tentang peran Covid-19 juga, baik sebagai koinfeksi atau infeksi masa lalu," ujar Easterbrook.

Pengujian yang dilakukan dalam seminggu terakhir mengkonfirmasi bahwa sekitar 70 persen kasus dinyatakan positif Adenovirus, dengan sub-tipe 41, yang mana biasanya terkait dengan gastroenteritis dan itu hal yang lazim.

Pengujian tersebut menunjukkan bahwa sekitar 18 persen kasus secara aktif dinyatakan positif Covid-19.

"Fokus besar selama minggu depan adalah melihat pengujian serologis untuk paparan sebelumnya dan infeksi Covid-19," ucapnya.

Ilmuwan tersebut mengatakan bahwa dalam seminggu harus ada data dari Inggris pada studi kasus kontrol yang membandingkan tingkat deteksi Adenovirus dari anak-anak yang dirawat di rumah sakit lainnya.

"Itu akan sangat membantu mempertajam apakah adeno hanya infeksi insidental yang telah terdeteksi, atau ada hubungan kausal atau kemungkinan kausal," tuturnya.

Baca Juga: Masa Transisi dan Proses Pengisian Penjabat Kepala Daerah Tentan Terhadap Praktik Korupsi.

Ia mengatakan bahwa studi mikroskopis sampel hati dan biopsi tidak menunjukkan ciri khas yang mungkin diharapkan dengan peradangan hati karena Adenovirus.

Adenovirus biasanya menyebar melalui kontak pribadi yang dekat dan hembusan pernapasan. Virus tersebut umumnya diketahui menyebabkan gejala pernapasan, konjungtivitis atau bahkan gangguan pencernaan.

WHO mengacu pada wabah radang hati yang parah sebagai hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya di antara anak-anak.

Sejauh ini, tiga anak di Indonesia diduga meninggal akibat hepatitis akut. Sementara, beberapa kasus telah menyebabkan gagal hati dan membutuhkan transplantasi.***(Elfrida Chania S/Pikiran Rakyat)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler