Tepis Kabar Vaksin Sinovac Tidak Efektif Lawan Covid-19, Wiku Adisasmito Beri Penjelasan Ini

16 Juli 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi vaksin Sinovac /Kemenkes

JURNALSUMSEL.COM - Program vaksinasi masih terus dilakukan untuk menekan angka kasus aktif Covid-19.

Di Indonesia sendiri, vaksin Covid-19 yang sudah digunakan yakni Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, dan disusul dua vaksin lainnya yakni Moderna dan Pfizer.

Vaksin Sinovac merupakan vaksin Covid-19 yang pertama kali digunakan di Indonesia.

Namun, dalam hal ini sebagian masyarakat masih meragukan keefektifitasan vaksin Sinovac lantaran banyaknya isu yang beredar serta tingkat keefektifitasan vaksin merek lain yang lebih tinggi.

Baca Juga: CPNS 2021: Latihan Soal SKD Jelang Tes Tertulis Bulan Agustus Mendatang

Menanggapi keraguan tersebut, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan studi ilmiah membuktikan semua merek vaksin memiliki kemampuan untuk meredam tingkat keparahan.

Wiku menuturkan, begitu juga dengan vaksin Sinovac yang sudah terbukti secara ilmiah memiliki kemampuan tersebut.

Sebelumnya, artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Masyarakat Ragukan Kemanjuran Vaksin Sinovac, Satgas Covid-19 Beri Penjelasan".

“Dalam hal ini WHO menyatakan bahwa keberadaan vaksin Covid-19 masih penting, terutama dalam meminimalisir gejala yang ditimbulkan,” ujar Wiku dalam keterangan pers, Kamis, 15 Juli 2021.

Baca Juga: Yuni Shara Beri Kabar Duka, Sang Ayah Trenggono Meninggal Dunia di Usia 79 Tahun

Lebih lanjut, Wiku juga mengutip hasil penelitian kohor terhadap 1,8 juta genome virus Covid-19 dari 183 negara di seluruh dunia. Penelitian tersebut membuktikan pasien yang sudah mendapat suntikan vaksin dan positif Covid-19, memperlihatkan adanya penurunan peluang mutasi.

“Artinya vaksinasi juga berperan penting dalam meminimalisir munculnya varian baru,” tutur Wiku.

Di sisi lain, Wiku Adisasmito mengakui pemerintah berencana menambah satu dosis suntikan lagi untuk para tenaga kesehatan, yakni dengan vaksin Moderna dari Amerika Serikat.

Wiku menyampaikan, dosis booster alias penguat ini diharapkan mampu meningkatkan imunitas para nakes terhadap penularan Covid-19, sebagaimana dikutip dari laman PMJ News.

Baca Juga: 300 Ribu Paket Obat dan Vitamin Dibagikan ke Para Isoman, Jokowi: Tak Diperjualbelikan! Ini Cara Dapatkannya

“Tapi bagi masyarakat umum, saat ini dua kali dosis vaksin sudah sangat cukup untuk membentuk kekebalan individu. Karena studi ilmiah menunjukkan rata-rata antibodi pada populasi dapat bertahan dalam jangka waktu bulanan bahkan tahunan,” tutur Wiku.

Demikian, menurutnya terlepas dari rencana pemberian dosis booster kepada nakes, Wiku menjelaskan pemerintah tetap mengebut program vaksinasi dosis pertama kepada 181,5 juta penduduk Indonesia.

Angka ini adalah jumlah minimal penduduk yang harus divaksinasi demi membentuk kekebalan kelompok.

Sebelumnya, Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19 pada pertengahan Juli 2021. Namun, kedatangan vaksin kali ini bukanlah vaksin yang siap untuk langsung digunakan.

Baca Juga: Bantu Ringankan Kebutuhan Masyarakat, Presiden Jokowi Bagikan 3 Jenis Paket Obat dan Vitamin Mulai Hari Ini

Vaksin Sinovac yang datang ke Indonesia tersebut masih merupakan bahan baku (bulk) yang harus diolah sebelum digunakan.

Vaksin Sinovac yang datang ke Indonesi ada lebih dari 10 juta dosis. Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, vaksin-vaksin tersebut langsung akan dibawa ke Bio Farma, Bandung.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa bahan baku vaksin Sinovac yang datang ke Indonesia ini ada 10.000.280 dosis. Kemudian secara total, Indonesia sudah memiliki 115.500.280 dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku.

Dalam hal ini, Budi Gunadi berharap kedatangan vaksin dapat mendukung realisasi target dua juta vaksinasi per hari.***(Nurul Khadijah/Pikiran Rakyat)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler