Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 1.800 Meter, BPPTKG Catat Ada 30 Kali Guguran!

19 Januari 2021, 10:20 WIB
Gunung Merapi kembali keluarkan lava panas dengan semburan hingga 1 kilometer /BVMBG/

JURNALSUMSEL.COM – Pada Selasa 19 Januari 2021 dini hari Pukul 2.27 WIB, Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut mengeluarkan awan panas.

Diketahui gugurannya setinggi 500 meter dan arah luncurannya ke barat daya atau hulu Kali Krasak sejauh 1.800 meter.

Dari keterangan, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yakni Hanik Humaida.

Baca Juga: PSSI Ajukan 178 Nama Penerima Vaksin Covid-19, Ini Kata Kemenpora

Baca Juga: Ramal Presiden Jokowi Lengser, Mbak You Dilaporkan ke Polisi!

Baca Juga: SNMPTN 2021: Seleksi Masuk PTN 2021 Sudah Mulai Dibuka, Catat Tanggalnya Jangan Sampai Kelupaan!

Ia mengatakan awan panas guguran yang terekam di seismogram itu memiliki durasi 209 detik dengan amplitudo maksimum 60 mm.

Selain itu, BPPTKG mencatat ada sebanyak 30 kali guguran material dengan jarak luncur maksimum 300-900 meter mengarah ke barat daya.

Dilansir dari Antara, sebelumnya, pada 14 Januari 2021 lalu BPPTKG mencatat volume kubah lava Gunung Merapi mencapai 46.766 meter kubik dengan laju pertumbuhan sekitar 8.500 meter kubik per hari.

Baca Juga: Pakai Dua Masker Sekaligus Ampuh Hindari Covid-19? Ini Faktanya!

Baca Juga: Mau Dapat Bansos BLT Rp300 Ribu? Data Penerima Harus Valid, Simak Syarat Lainnya di Sini!

Sehingga, hasil pengamatan selama sepekan terakhir, dari tanggal 8 hingga 14 Januari 2021, BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi.

Jadi, bisa dikatakan status Gunung Merapi ada pada Level III atau Siaga dan berpotensi akibatkan bahaya erupsi Merapi. Dimana diperkirakan akan terjadi area dalam radius lima kilometer dari puncak gunung.

Hingga saat ini, BPPTKG mengimbau kepada masyarakat agar menghentikan aktivitas penambangan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi di kawasan rawan bencana.

Bahkan meminta para pelaku wisata dan pendaki untuk tidak melakukan kegiatan di kawasan rawan bencana.***

 

Editor: Nabilla Erika Putri

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler