Berbahaya, Hindari 5 Mindset atau Pola Pikir Ini agar Kamu Tidak Terjebak di Dasar Keterpurukan

- 2 Maret 2021, 09:30 WIB
Gangguan mental adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Berikut tanda atau gejala gangguan mental
Gangguan mental adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Berikut tanda atau gejala gangguan mental /Pexels/Inzmam Khan

JURNALSUMSEL.COM – Sebagian tindakan seseorang umunya ditentukan oleh logika dan pikiran rasional.

Namun seringkali memiliki pola pikir yang salah dapat membuat kemampuan logika dan rasional seseorang jadi menghilang entah kemana.

Hal tersebut pun mengakibatkan kurangnya gairah dalam hidup hingga merasa selalu berada di situasi terpuruk.

Berikut kami telah merangkum 5 pola pikir berbahaya yang harus kamu hindari.

1. Efek Halo

Efek halo adalah sebuah mindset atau pola pikir berupa kebiasan membuat opini non-objektif tentang seseorang, objek, atau fenomena hanya berdasarkan satu ciri dari karakter atau penampilannya.

Kasus paling populer dari efek ini adalah stereotip daya tarik fisik.

Jika seseorang sering menilai orang lain dari paras wajah, lekukan tubuh, hingga jumlah kekayaannya, maka dipastikan orang tersebut termasuk dalam golongan mereka yang memiliki pola pikir dengan efek halo.

Sementara itu, bahaya dari pola pikir satu ini adalah mampu membutakan diri untuk melihat dan menilai orang lain secara jelas dan rasional.

Akibatnya, seseorang akan berprasangka buruk, sebelum benar-benar mengetahui niat lawan bicaranya, atau malah sebaliknya dengan mempercayai orang lain yang harusnya dihindari.

Baca Juga: Efek PPnBM Diskon Pajak Besar-besaran, Daihatsu Turun Harga : Lebih Murah hingga Rp17 Juta

Baca Juga: Melihat Kesederhanaan Almarhum Artidjo Alkostar : Nihil Kendaraan Bermotor hingga Pernah Mengontrak

2. Paradoks Abilene

Pola pikir satu ini seringkali ditunjukkan terhadap sekelompok orang.

Paradoks Abilene menjelaskan tentang orang-orang yang secara kolektif memutuskan tindakan yang tidak sesuai dengan preferensi banyak atau semua individu dalam grup.

Contoh kasusnya adalah, sekelompok pekerja kantoran yang berpikir akan terlihat malas jika tidak datang ke kantor pada hari Sabtu.

Padahal hal tersebut adalah hal yang biasa, namun pada akhirnya semua orang pun pergi ke kantor pada hari Sabtu, sekalipun dengan perasaan malas.

Nyatanya pola pikir satu ini dapat diatasi dengan memperbaiki kualitas komunikasi antar individu sehingga dapat mengetahui mana yang sebenarnya diinginkan dan mana yang tidak.

3. Membaca Pikiran

Duh dia pasti berpikiran buruk tentang saya,” Pikir seseorang ketika mengambil bagian kue terakhir di piring.

Walaupun sederhana, nyatanya kebiasaan menduga-duga seakan kita membaca pikiran orang lain merupakan sebuah hal yang cukup buruk.

Jika kebiasaan ini mampu membuat seseorang hati-hati dalam mengambil tindakan, maka itu hal yang baik, namun seringkali kebiasaan satu ini berakhir tidak pada waktunya.

Hal ini pun berakibat pada tindakan berlebihan yang berusaha dilakukan seseorang untuk membuat orang lain menyukainya.

Padahal pada akhirnya, tindakan tersebut malah membawa dampak sebaliknya.

Baca Juga: Cerita Artidjo Alkostar Semasa Menjabat Hakim Agung : Ditawari Cek Kosong hingga Dimintai Nomor Rekening

Baca Juga: Heboh Jokowi Setuju Investasi Miras, Cek Aturan Resminya, Ini Kata Dekan Fakultas Syariah Hukum UIN Jakarta!

4. Berlebihan dalam mengkritik diri sendiri

Percaya atau tidak, kebiasaan memberi kritik terhadap diri sendiri karena percaya bahwa kritik tersebut dapat memotivasi diri, adalah jebakan pola pikir yang cukup banyak dan umum terjadi.

Faktanya, pola pikir satu ini hanya akan mengarahkan seseorang pada rasa bersalah dan masalah psikologis lainnya.

Kritik diri tidak lain adalah tanda harga diri seseorang berada di taraf yang cukup buruk.

Terlalu sering dan berlebihan dalam mempertanyakan sisi negatif dan kegagalan yang dialami nyatanya hanya akan berdampak pada hilangnya fokus terhadap tujuan yang telah dibangun sejak awal.

5. Efek Danau Wobegon

Dikenal juga sebagai “Efek kepercayaan diri berlebihan”.

Tidak seperti kritik diri, efek satu ini adalah ilusi positif yang membuat orang mengevaluasi diri mereka sendiri sebagai "lebih baik dari rata-rata”.

Namun dalam kenyataannya, apa yang dianggapnya adalah hal yang berbanding terbalik.

Dalam kasus terburuk, orang dengan pola pikir ini dapat berhenti meningkatkan keterampilan mereka karena mereka berpikir bahwa mereka sudah lebih baik dari semua orang.

Nah, itulah daftar 5 pola pikir berbahaya yang patutnya kamu hindari untuk kualitas diri yang lebih baik. Jadi jangan lupa untuk melihat kembali pengalaman sehari-harimu dan menganalisisnya dengan tepat.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x