Macam-Macam Puasa Sunnah yang Wajib Kamu Tahu, Beserta Keutamaannya

28 Januari 2021, 13:20 WIB
Ilustrasi puasa /Pixabay.com/AbsolutVision

JURNALSUMSEL.COM- Puasa merupakan ibadah yang yang istimewa dan sangat disukai oleh Allah SWT.

Menurut hukum islam, puasa dibagi menjadi 4 macam, yaitu puasa wajib, puasa sunnah, puasa makruh, serta puasa haram.

Selain puasa wajib pada Bulan Ramadhan, sebaiknya lakukan juga puasa sunnah yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan.

Berikut Jurnal Sumsel kutip dari berbagai sumber, macam-macam puasa sunnah beserta niat dan waktu pengerjaannya.

1. Puasa Senin-Kamis

Puasa yang dilakukan setiap hari Senin dan Kamis ini adalah yang paling umum dilakukan oleh umat muslim.

Puasa ini sifatnya sunnah dan keduanya merupakan hari di mana amal hamba diangkat dan diperlihatkan kepada Allah SWT. Sebagaimana Sabda Nabi SAW yang berbunyi:

Baca Juga: 7 Karakter Pria yang Paling Digemari di Drama Korea

Baca Juga: Mantan KSAD TNI Jenderal Wismoyo Meninggal Dunia, Ternyata Sosok Ipar Presiden Soeharto

“Dalam dua hari ini amal perbuatan ditampilkan kepada Allah, maka aku ingin amalanku dipaparkan sedangkan aku dalam keadaan berpuasa".

2. Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Puasa 6 hari di Bulan Syawal merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan.

Puasa sunnah ini memiliki pahala yang begitu besar dan dimaksudkan sebagai perpisahan dan menambal kekurangan yang terjadi di dalam bulan Ramadhan.

Sebagaimana Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Bulan Ramadhan, kemudian diikuti enam hari lagi di Bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah berpuasa sepanjang zaman”.

3. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

Ini merupakan puasa sunnah yang di lakukan pada hari ke-9 Bulan Dzulhijjah bagi mereka yang tidak menunaikan haji.

Baca Juga: Cara Dapat BLT PKH Rp300 Ribu, Cek di dtks.kemensos.go.id Sekarang Juga

Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Dewas LPI Sebagai Tindak Lanjut UU Cipta Kerja

Keutamaan puasa sunnah arafah adalah dapat menghapus dosa selama dua tahun ke depan. Sebagaimana hadist Rasulullah Solallahu Alaihi Wassalam yang artinya:

“Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” ” (HR. Muslim)

4. Puasa di 9 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Di 9 hari pertama bulan dzulhijjah umat islam dianjurkan untuk banyak melakukan amal ibadah terutama berpuasa.

Hal itu karena, berpuasa di 9 hari pertama Bulan Dzulhijjah sama dengan pahala berpuasa satu tahun penuh. Sebagaimana hadist Nabi SAW yang berbunyi:

”Tiada sebarang hari pun yang lebih disukai Allah dimana seorang hamba beribadat di dalam hari-hari itu daripada ibadat yang dilakukannya di dalam 10 hari Zulhijah.

Puasa sehari di dalam hari itu menyamai puasa setahun dan qiamulail (menghidupkan malam) di dalam hari itu seumpama qiamulail setahun.”

Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Dewas LPI Sebagai Tindak Lanjut UU Cipta Kerja

Baca Juga: BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan/Subsidi Gaji Tak Juga Cair? Lapor ke Nomor Ini

5. Puasa Tasu'a (9 Muharam)

Puasa yang dilakukan pada 9 Muharam ini disebut puasa Tasu'a untuk mengiringi puasa yang akan dilakukan keesokan harinya, pada 10 Muharram.

Hal ini dilakukan karena pada 10 Muharam orang-orang Yahudi juga melakukan puasa. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ada seorang sahabat yang berkata:

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharam itu, hari yang digunakan dan diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.” Lalu Rasulullah menjawab “Jika datang tahun depan, Insya Allah kita akan puasa tanggal 9 (Muharam)”.”

Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai Muharam tahun depan, Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam sudah wafat.” (HR. Muslim 19160).

6. Puasa Asyura (10 Muharam)

Puasa Asyura dilakukan pada 10 Muharam setelah melakukan puasa Tasu’a. Imam As-Syafii dan pengikut madzhabnya, imam Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, dan ulama lainnya mengatakan bahwa dianjurkan menjalankan puasa di hari kesembilan dan kesepuluh bulan Muharam secara berurutan.

Keutamaan puasa sunnah ini adalah dihapuskannya dosa setahun sebelumnya. Dari Abu Qatadah Al Anshari Radhiallahu Anhu, ia berkata yang artinya:

Baca Juga: Netflix Februari 2021: Cek 10 Film yang Bakal Tayang Perdana, Ada Song Joong-ki, Catat Tanggalnya!

Baca Juga: Sebelum Mendaftar PPPK 2021, Pahami Peraturan Gaji dan Tunjangannya Berikut Ini

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura`, beliau menjawab: “Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim no. 1162).

7. Puasa Daud

Puasa paling baik adalah Puasa Daud yang dilakukan oleh Nabi Daud ‘alaihissalam dengan cara puasa selang seling, yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka (tidak berpuasa).

Dari Abdullah bin Amru radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda:

“Maka berpuasalah engkau sehari dan berbuka sehari, inilah (yang dinamakan) puasa Daud ‘alaihissalam dan ini adalah puasa yang paling afdhal.

Lalu aku berkata, sesungguhnya aku mampu untuk puasa lebih dari itu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidak ada puasa yang lebih afdhal dari itu. ” (HR. Bukhari No : 1840).

Dalam hadist lain, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam juga bersabda:

“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud.

Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari Muslim).

Baca Juga: Kabar Duka! Mantan Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar Meninggal Dunia

Baca Juga: Apple Berlakukan Kebijakan Baru, Facebook dan Google Khawatir akan Berdampak pada Penjualan Iklan

8. Puasa Nisfu Sya’ban

Berpuasa sunnah di Bulan Sya’ban banyak memiliki keutamaan dan pahala yang berlimpah. Dari Saidatina Aisyah Radiallahu Anhu beliau berkata:

“Adalah Rasulullah SAW berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa.

Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

Dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata:

“Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan.

Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa'i).

9. Puasa di Bulan Haram

Puasa sunnah ini dilakukan di bulan-bulan haram yaitu, bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab.

Baca Juga: Hampir Sama Dengan PNS, Ternyata PPPK Juga Punya Beberapa Keuntungan, Simak di Sini Penjelasannya

Baca Juga: 7 Karakter Pria yang Paling Digemari di Drama Korea

Puasa sunnah ini dianjurkan karena dimaksudkan untuk melepas sesuatu yang haram (meninggalkan sesuatu perbuatan yang haram) dan mengamalkan puasa dan ibadah-ibadah lain pada bulan-bulan tersebut.

Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi SAW bersabda:

“Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab”. (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).

10. Puasa Ayyamul Biidh (3 Hari Pertengahan Bulan Hijriyah)

Puasa Ayyamul Biidh dilakukan 3 hari pada pertengahan Bulan Hijriyah, yaitu tanggal 13,14, dan 15.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasai, dan at-Tirmidzi, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Wahai Abu Dzarr, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (di bulan Hijriyah)”.

Abu Hurrairah radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:

“Kekasihku yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan padaku tiga nasihat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati yaitu berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan shalat Dhuha, dan mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178). ***

Editor: Mula Akmal

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler