Rumor-rumor Penyebab Ledakan Beirut di Medsos, Hoaks!

7 Agustus 2020, 07:48 WIB
Suasana pasca-ledakan di Pelabuhan Beirut, Lebanon yang terjadi pada Selasa, 4 Agustus 2020 waktu setempat. /AFP

JURNALSUMSEL.COM - Ledakan besar di Pelabuhan Beirut menimbulkan beberapa rumor penyebab insiden tersebut. Netizen juga menyebarkan sejumlah rumor terkait penyebab insiden tersebut melalui media sosial seperti Twitter dan Whatsapp.

Muncul beberapa rumor disebarkan di media sosial yang mereka kuatkan dengan narasi-narasi hoaks. Beberapa rumor tersebut mulai dari kembang api, serangan bom, juga misil yang dikirim oleh Israel.

Seperti dikutip di laman Pikiran-rakyat.com dalam artikel yang berjudul "Dari Kembang Api, Bom Nuklir, Serangan Misil hingga Tudingan ke Israel, Jadi Hoaks Ledakan di Beirut"

Sejumlah rumor yang beredar itu diantaranya:

1. Dari kembang api hingga bom nuklir

Baca Juga: Sambut HUT ke-75 RI, PT KAI Beri Diskon Tiket untuk 13 Kereta Api

Klaim mengenai kembang api pada saat itu bisa saja benar, tetapi postingan Twitter lain yang juga viral mengatakan bahwa ledakan terjadi karena bom nuklir. Alasannya karena asap berbentuk jamur yang terlihat di beberapa rekaman kejadian.

Postingan yang sekarang telah dihapus mengusulkan bahwa ledakan “bersifat atom”. Postingan ini diposting oleh akun Twitter terverifikasi dengan lebih dari 100.000 follower dan telah disebarkan dan mendapat ‘like’ sebanyak ribuan kali.

Ahli senjata telah menjelaskan bahwa jika ledakan memang disebabkan oleh senjata nuklir, kilat putih seharusnya akan terlihat mengikuti ledakan dan akan ada gelombang panas yang dapat menyebabkan luka bakar parah.

Asap berbentuk jamur juga tidaklah unik pada bom nuklir saja. Menurut para ahli, asap dengan bentuk ini disebabkan oleh terkompresinya udara lembap, yang mengembunkan air dan membentuk awan tersebut.

Baca Juga: Pemain Ipswich Town Sudah Tak Sabar Latihan dengan Timnas Indonesia

2. Serangan bom atau misil

Klaim-klaim tanpa bukti terus bermunculan, menyalahkan ‘bom nuklir’ pada Amerika, Israel, atau Hezbollah. Rumor ini dibagikan oleh situs berita partisan dan juga tokoh masyarakat.

Teori-teori konspirasi yang disebarkan oleh grup sayap kanan juga ikut disebarkan di Facebook, 4chan, Reddit dan aplikasi perpesanan seperti Telegram, menurut riset dari Institute for Strategic Dialogue.

Chloe Colliver, dari Institute for Strategic Dialogue, mengatakan pada BBC News: “Kami telah melihat sumber-sumber disinformasi yang terkenal, termasuk jaringan daring sayap kanan ekstrim, menyebarkan klaim-klaim tanpa bukti mengenai kejadian dan motivasi dibalik terjadinya ledakan.

“Termasuk juga teori-teori yang berusaha menyambungkan ledakan dengan Israel atau negara lain.”

Baca Juga: Gubernur Sumsel Herman Deru Gelontorkan Puluhan Miliar untuk Pembangunan OKU Timur, Daerah Lain?

Pihak berwenang di Lebanon dan Israel telah menolak dugaan bahwa Israel terlibat dengan kejadian tersebut.

3. Komentar Presiden Trump

Rumor mengenai kemungkinan merupakan serangan menjadi populer setelah Presiden Amerika Donald Trump menjelaskan kejadian Beirut sebagai “serangan mengerikan” di konferensi pers Gedung Putih.

Peneliti dari Institute for Strategic Dialogue telah memastikan bahwa komentar presiden Trump dibagikan dan telah direkayasa oleh grup-grup sayap kanan di media sosial. Tujuannya untuk memberi kesan bahwa ledakan merupakan serangan teroris atau bom.

Baca Juga: Bahaya Kebanyakan Minum Air Putih, Ini Kata Ahli

Satu postingan di Telegram mengklaim bahwa Trump mengakatan “keliihatannya merupakan serangan mengerikan teroris”. Walaupun sebenarnya ia mengatakan “kelihatannya merupakan ‘serangan mengerikan’”.

“Kami juga telah melihat berbagai klaim yang muncul karena pernyataan Presiden Trump mengenai ledakan sebagai sebuah “serangan”. Pernyataan ini telah menjadi bahan pembicaraan berbagai komunitas konspirasi dan disinformasi selama 24 jam terakhir, menunjukan bahayanya penggunaan bahasa dan komunikasi yang tidak akurat di saat-saat krisis” Ujar Colliver.

Postingan lain di media sosial juga mengklaim bahwa komentar Presiden Trump memberi kesan bahwa Amerika telah mendapat peringatan bahwa ledakan akan terjadi.

Penting diingat bahwa kejadian berita sebesar ini adalah saat yang rawan untuk spekulasi dan informasi palsu di dunia daring. Berpikirlah sebelum anda ikut membagikan informasi yang anda baca di Internet.*** (Ari Nursanti/Pikiran-rakyat.com)

Editor: Mula Akmal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler