WHO Sebut Pandemi Belum Berakhir hingga Minta Negara-negara Kaya Bantu Negara Miskin Memerangi Covid-19

26 September 2022, 08:05 WIB
Ilustrasi Covid-19, simak imbauan WHO soal akhir pandemi yang masih jauh dari kata dekat. /Pixabay/MiroslavaChrienova

JURNALSUMSEL.COM - Baru-baru ini sempat tersiar kabar bahwa WHO menyatakan pandemi Covid-19 akan segera berakhir.

Namun, WHO kembali mengklarifikasi pernyataan tersebut, yang menyebutkan pandemi Covid-19 masih jauh dari kata usai.

Seperti yang diketahui, WHO terus mengimbau berbagai negara untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 agar mencegah angka penyebaran kasus.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Hari Ini, Senin 26 September 2022: Baiknya Tekan Pengeluaran Anda Kali Ini

Percepatan vaksinasi itu pula yang mendorong pernyataan bahwa pandemi akan segera berakhir.

WHO menganggap Jika negara-negara kaya berpikir pandemi telah berakhir, mereka harus membantu negara-negara berpenghasilan rendah mencapai titik itu juga.

Hal tersebut diungkap oleh seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia kepada Reuters.

Dalam sebuah wawancara, penasihat senior WHO Bruce Aylward memperingatkan bahwa negara-negara kaya tidak boleh mundur dari menangani Covid-19 sebagai masalah global sekarang.

Hal ini dilakukan untuk mencegah gelombang infeksi potensial di masa depan.

Baca Juga: Alasan Pangeran Harry Kembali diizinkan Pakai Pakaian Militer di Pemakaman Ratu Elizabeth II Karena Hal Ini

Dalam beberapa minggu terakhir, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan akhir pandemi sudah di depan mata, dan Presiden AS Joe Biden pun mengatakan pandemi sudah berakhir.

"Ketika saya mendengar mereka berkata, 'Yah, kami sangat nyaman di sini,' itu seperti, 'Bagus, sekarang Anda benar-benar dapat membantu kami menyelesaikan seluruh dunia'," kata Aylward.

Aylward mengatakan bahwa kelompok yang dikoordinasikannya, yang berfokus pada akses yang ke vaksin, perawatan, dan tes Covid-19 di seluruh dunia, belum siap untuk keluar dari fase darurat penanganan pandemi.

Negara-negara harus siap dan memiliki perawatan di tempat untuk setiap gelombang infeksi lebih lanjut.

"Jika Anda pergi tidur sekarang dan gelombang ini menghantam kita dalam tiga bulan, Tuhan..darah di tangan Anda," katanya.

Dia juga menekankan bahwa Biden ada benarnya di dalam negeri karena Amerika Serikat memiliki akses yang baik ke semua alat Covid.

Baca Juga: 10 Penerus Pemimpin Inggris Setelah Raja Charles III, Pangeran William Duduki Urutan Pertama

Hal itu juga tidak memotong komitmen globalnya untuk memerangi Covid-19, tambahnya.

Aylward mengoordinasikan ACT-Accelerator, kemitraan antara WHO dan badan kesehatan global lainnya untuk membantu negara-negara miskin mengakses alat Covid-19.

Upaya tersebut, yang mencakup COVAX yang berfokus pada vaksin, telah menjangkau miliaran orang di seluruh dunia tetapi telah menghadapi kritik karena tidak bertindak cukup cepat.

Ada beberapa spekulasi bahwa upaya itu mungkin berakhir musim gugur ini, tetapi Aylward mengatakan itu hanya mengubah fokusnya ketika pandemi berubah.

Selama enam bulan ke depan, kemitraan ini akan bertujuan terutama untuk memberikan vaksin kepada sekitar seperempat pekerja perawatan kesehatan dunia dan lansia yang masih belum mendapatkan suntikan, serta meningkatkan akses ke tes dan perawatan, terutama dengan Paxlovid dari Pfizer, katanya.

Baca Juga: IDI Kembali Minta Pemberlakuan PCR sebagai Syarat Perjalanan Seiring Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia

Ini juga akan melihat ke masa depan karena Covid "akan tetap ada", dan kecuali sistem diterapkan, dukungan akan runtuh begitu negara industri lainnya juga berpikir pandemi telah berakhir, kata Aylward.

Dengan pernyataan tersebut WHO berharap peran serta negara-negara kaya untuk memerangi Covid-19 bisa semakin ditingkatkan agar pandemi bisa benar-benar berakhir.***

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler