Bekukan Aset hingga Perketat Ekspor, Joe Biden Menyetujui Perintah Sanksi Baru bagi Pelaku Kudeta Myanmar

13 Februari 2021, 12:00 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. /Financial Times

JURNALSUMSEL.COM – Rabu pekan ini, Joe Biden presiden pemimpin terpilih Amerika yang baru saja menggantikan posisi mantan presiden Donald Trump dikabarkan menyetujui perintah eksekutif untuk memberikan sanksi bagi pelaku atas kudeta militer di Myanmar.

Sebagaimana yang dikutip oleh Jurnal Sumsel dari Reuters, 11 Februari 2021, perintah eksekutif tersebut memungkinkan pemerintahan Joe Biden untuk segera memberi sanksi kepada para pemimpin militer di Myanmar.

Sanksi tersebut didera kepada mereka yang mengarahkan kudeta, kepentingan bisnis mereka, serta anggota keluarga dekat.

Sementara itu, untuk langkah pertamanya, Biden dikabarkan akan mengidentifikasi daftar penerima sanki pada minggu ini yang akan mencegah para jendral Myanmar untuk mengakses uang senilai 1 miliar dollar, atau setara dengan Rp13,9 triliun.

Uang dengan nilai fantastis tersebut dikabarkan tersimpan didalam bank-bank yang dikelola dibawah kekuasaan Amerika.

Baca Juga: Bebas Pajak hingga 100%, Ini Beberapa Hal yang Harus Kamu Ketahui Tentang PPnBM

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 13 Februari 2021: Andin dan Al Kembali Bersatu?, Michelle Temukan Bukti Baru Kasus Roy

"Kami juga akan memberlakukan kontrol ekspor yang kuat. Kami membekukan aset AS yang menguntungkan pemerintah Burma, sambil mempertahankan dukungan kami untuk perawatan kesehatan, kelompok masyarakat sipil, dan area lain yang secara langsung menguntungkan rakyat Burma," kata Biden di Gedung Putih pada Rabu.

Kudeta 1 Februari, yang menggulingkan pemerintahan sipil terpilih Aung San Suu Kyi, terjadi kurang dari dua minggu setelah Biden menjabat.

Peristiwa gejolak politik tersebut pun menjadi pertama bagi Biden pasca terpilihnya dirinya pada pekan lalu.

"Saya kembali menyerukan kepada militer Burma untuk segera membebaskan para pemimpin dan aktivis politik yang demokratis," katanya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Washington sedang melakukan tindakan kolektif dengan para mitranya di Myanmar.

Baca Juga: Jadwal Acara di TV One Hari Ini, 13 Februari 2021: Saksikan Berbagai Berita Terkini di Akhir Pekan!

Baca Juga: Jadwal Tayangan TV TVRI Hari Ini, Sabtu, 13 Februari 2021. Anak Indonesia dan Mari Menggambar Hadir di Jam Ini

"Kami sendiri dapat mengenakan konsekuensi yang cukup besar. Kami dapat mengenakan konsekuensi yang bahkan lebih keras...dengan bekerja sama dengan mitra dan sekutu yang berpikiran sama," katanya.

Tidak hanya Amerika, beberapa negara lain di barat pun dikabarkan juga telah mengutuk kudeta tersebut, tetapi analis mengatakan militer Myanmar tidak akan terisolasi seperti di masa lalu.

Kondisi tersebut dapat dipastikan dengan Cina, India, tetangga Asia Tenggara dan Jepang yang tidak mungkin memutuskan hubungan karena kepentingan strategis dengan negara itu.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler