Jadi Ladang Bisnis, dr Tirta Bongkar 7 Keanehan Rapid Test

- 25 September 2020, 09:05 WIB
dr. Tirta
dr. Tirta /Twitter

Kedua, dia merujuk pada Persatuan Dokter Lab yang tidak merekomendasikan rapid, karena harusnya perbanyak PCR Swab Test agar bisa cepat.

“(Ketiga), rapid test tiba-tiba dibuat sebagai syarat semua kerjaan, administrasi, transportasi dkk. Tapi warga disuruh bayar sendiri? Logis? Rapid test serology disamain kayak SKCK bung!,” tegasnya.

Lebih lanjutnya pada poin keempat, dr Tirta menyoroti harga rapid test pada Mei 2020 yang berada di angka Rp300-400 ribu, tetapi kini tiba-tiba hanya di kisaran Rp100-150 ribu doang.

“Kok iso? Lha kalau sekarang bisa murah? Sekarang bisa murah? Terus dulu-dulu mahal, itu gimana?"

Baca Juga: Buat Peserta yang Lulus Kartu Prakerja Gelombang 9, Ikuti Langkah Ini Biar Kepesertaan Tidak Dicabut

Baca Juga: Gol Leon Goretzka dan Javi Martinez Bawa Bayern Munchen Juarai Piala Super Eropa

"Berarti harga modal sejatinya rendah, tapi karena enggak ada batasan harga eceran tertinggi, jadinya mahal. Jujur aja, pure ini bisnis! Ada ceruk laba yang diambil di sini! Ayok, pembelian rapid harus diaduit! Berani enggak?,” jelasnya penuh emosi.

Masih berlanjut pada poin kelima, dr Tirta mengajak semuanya bersuara soal kejanggalan rapid test.

Rapid test serology hasilnya berlaku sampai 14 hari stelah rapid. Padahal false positif dan negatif tinggi.

"Apa yang menjamin kalau rapid saya negatif, terus test berlaku 14 hari, padahal 14 hari saya keliling-keliling, terus tetap aman gitu? Atau buat ayem-ayem aja? Jujur bos!,” tulisnya meminta kejelasan pihak-pihak yang berwenang melakukan rapid test.

Halaman:

Editor: Mula Akmal

Sumber: PR Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x