Rakyat Muak Banyak Buang Uang Buat Influencer, Dokter Tirta Usul Presiden Buat Kementerian Branding

- 24 September 2020, 09:25 WIB
dr Tirta
dr Tirta /Pikiran Rakyat/.*/Pikiran -Rakyat.com

JURNALSUMSEL.COM - Aktivis relawan Covid-19, Dokter Tirta Mandira Hudhi geram dengan aksi pemerintah menangani virus corona di Indonesia.

Melalui akun instagramnya, @dr.tirta, tadi malam, Kamis 24 September 2020, meminta pemerintah membuat Kementerian Influencer atau Kementerian Branding.

Itu dampak dari pemerintah yang lebih memilih menggunakan jasa influencer untuk menyebarkan informasi-informasi seputar virus corona untuk menenangkan hati masyarakat.

Baca Juga: 5 Bisnis Mengiurkan di Tengah Pandemi Covid-19, Bisa Meningkatkan Perekenomian

Baca Juga: Manchester United Kembali Bidik Pemain Ajax Amsterdam

"Negara memilih mengundang influencer. Yup. Itu realita. Influencer untuk memberitakan berita yg membuat ayem rakyat. Saya tanya, influencer2 itu emng pernah ke lapangan? Pernah di phk? Pernah rapid? Pernah swab?," tulis Tirta di keterangan instagramnya.

"Jika negara menggunakan influencer trus menerus untuk “branding” sekalian aja buat “kementerian branding” biar totalitas. Atau “kementrian influencer”," tambahnya.

Tirta mengunggah sebuah foto di instagramnya yang berisi statement sebuah media yang menurutnya kocak.

Baca Juga: Ngeri! 3 Jenis Makanan Ini Bisa Memicu Kanker Layaknya Rokok

Baca Juga: 6 Tips Agar Cepat Hamil Setelah Menikah, Nomor 3 Penting Banget

"Februari 2020. Sumber media dan waktu jelas. Bukti bahwa saya bukan sebar hoax. Untung ada media yg save haha" tulisnya.

"Statement kaya gini akan terasa kocak melihat kondisi september 2020, yg dimana covid menghancurkan struktur di Indonesia baik kesehatan dan ekonomi".

"Saya yakin, jika yg mengucapkan ini saya / @duniamanji atau @jrxsid saya yakin akan dihujat habis habis an ????" tambahnya.

Baca Juga: Jadi Mualaf Hingga Rela Hapus Tatto, Nathalie Holscher Bakal Dipersunting Sule?

Baca Juga: Bayu Gatra Bertahan di PSM Makassar, Osas Saha Buka Pintu Buat Sriwijaya FC?

Tirta menambahkan penyebab rakyat yang tidak taat aturan untuk menjalankan protokol kesehatan karena merasa sudah muak dengan sikap pemerintah.

"Dan sampe detik ini, semua masih menyalahkan “rakyat ga patuh”. Saya kasi tau. Rakyat ga patuh di lapangan itu, karena muak. Karena capek. Saya ga asal, wong sekali lagi 7 bulan d lapangan itu bukan waktu yg sebentar :) setiap ketemu warga, saya catet, saya foto" ujar Tirta.

558.743,79.167 560.652,78.425 C562.623,77.658 564.297,76.634 565.965,74.965 C567.633,73.296 568.659,71.625 569.425,69.651 C570.167,67.743 570.674,65.562 570.82,62.369 C570.966,59.17 571,58.147 571,50 C571,41.851 570.966,40.831 570.82,37.631">

View this post on Instagram
 
 

Februari 2020. Sumber media dan waktu jelas. Bukti bahwa saya bukan sebar hoax. Untung ada media yg save haha • Statement kaya gini akan terasa kocak melihat kondisi september 2020, yg dimana covid menghancurkan struktur di Indonesia baik kesehatan dan ekonomi • Saya yakin, jika yg mengucapkan ini saya / @duniamanji atau @jrxsid saya yakin akan dihujat habis habis an ???? • Dan sampe detik ini, semua masih menyalahkan “rakyat ga patuh” • Saya kasi tau. Rakyat ga patuh di lapangan itu, karena muak. Karena capek. Saya ga asal, wong sekali lagi 7 bulan d lapangan itu bukan waktu yg sebentar :) setiap ketemu warga, saya catet, saya foto • Negara memilih mengundang influencer. Yup. Itu realita. Influencer untuk memberitakan berita yg membuat ayem rakyat. Saya tanya, influencer2 itu emng pernah ke lapangan? Pernah di phk? Pernah rapid? Pernah swab? • Jika negara menggunakan influencer trus menerus untuk “branding” sekalian aja buat “kementerian branding” biar totalitas. Atau “ikementrian influencer”

A post shared by Cipeng | TIRTA (@dr.tirta) on

 

Sebelumnya, pada pertengahan Agustus 2020 lalu, Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan temuannya soal anggaran pemerintah untuk membayar jasa influencer.

ICW menyebut pemerintah diduga menggelontorkan anggaran Rp 90,45 miliar kepada influencer untuk menyosialisasikan program kerjanya.

Baca Juga: CATAT Tanggalnya, Kereta Api Selero Rute Kertapati - Lubuk Linggu Bakal Beroperasi

Baca Juga: Mengintip Sosok Liya Nurzeftian, Wanita yang Foto di KTP Kelewat Cantik

Peneliti ICW Egi Primayogha mengatakan kata kunci yang penting disoroti adalah influencer dan key opinion leader.

Ditemukan 40 paket pengadaan dengan dua kata kunci tersebut. Jumlah anggaran belanja untuk influencer mencapai Rp 90,45 miliar.

"Anggaran belanja untuk influencer semakin marak sejak 2017," katanya dalam konferensi pers bertajuk 'Rezim Humas: Berapa Miliar Anggaran Influencer?', Kamis 20 Agustus 2020 lalu.

Baca Juga: Foto di KTP Kelewat Cantik, Sosok Wanita Ini Bikin Iri Warganet

Baca Juga: Timor Leste Dilanda Kemiskinan, Mantan Presiden Ramos Horta Sebut Bank Mandiri dan BRI 'Pembunuh'

Artikel ini lebih dulu tayang di Berita DIY dalam judul "Dokter Tirta Usul Pemerintah Bikin Kementerian Influencer: Rakyat Tidak Patuh Karena Muak".***(Iman Fakhrudin/Berita DIY)

Editor: Mula Akmal

Sumber: Berita DIY


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x