Pernah Terinfeksi Covid-19? Waspadai Reinfeksi Virus Corona

- 13 Juli 2021, 10:01 WIB
Ilustrasi positif Covid-19.
Ilustrasi positif Covid-19. /geralt/
JURNALSUMSEL.COM - Seseorang yang pernah terinfeksi COVID-19 memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat untuk menghadapi virus corona.

Meskipun pernah terinfeksi COVID-19 dan dinyatakan sembuh, tetap ada kemungkinan seseorang kembali terjangkit virus corona.

Kondisi ini yang disebut reinfeksi COVID-19.

"Reinfeksi COVID-19 terjadi ketika seseorang yang sudah sembuh dari infeksi virus corona terinfeksi lagi oleh struktur virus corona yang berbeda dengan infeksi virus corona sebelumnya," ujar Spesialis Penyakit Dalam dr. Yoga Fitriakusumah, anggota Ikatan Dokter Indonesia dikutip JURNALSUMSEL.COM dari Antara pada Selasa, 13 Juli 2021.
 
Baca Juga: Polemik Vaksin Covid-19 Berbayar, Mardani Ali Sera: Tidak Boleh Ada Komersialisasi

Yoga menjelaskan bahwa reinfeksi berbeda dengan repositif atau reaktivasi virus.

Reaktivasi yaitu ketika virus corona yang masih tersisa di tubuh menginfeksi orang itu lagi atau infeksi disebabkan oleh virus dengan struktur yang sama.

Dilakukan pengambilan sampel untuk mengurutkan informasi genetik (genome) untuk dapat membedakan apakah yang terjadi reinfeksi atau repositif/reaktivasi virus.

Sampel berasal dari tes pertama dan kedua pada kasus positif.

Kemudian peneliti mengurutkan kedua sampel dan membandingkannya untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan struktur atau varian virus.
 
Baca Juga: Dukung Kemenkes Hadapi Covid-19, Sea Group, Shopee, dan Garena Sumbang 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin

Jika variannya berbeda, berarti pasien mengalami reinfeksi COVID-19.

Di Indonesia sendiri belum ada panduan khusus dalam menangani kasus reinfeksi dan repositif.

"Pasien yang positif COVID-19 untuk kedua kalinya ditangani dengan cara sama ketika pertama kali positif," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Evasari Hospital.

Dia menambahkan bahwa sebuah penelitian di Nuffield Department of Medicine di University of Oxford, Amerika Serikat, menemukan banyak kasus reinfeksi COVID-19 kemungkinan besar adalah repositif.

Hal ini disebabkan oleh virus corona yang bisa menyebabkan infeksi dalam waktu lama dan struktur genome-nya membuat virus mampu bertahan di dalam tubuh.
 
Baca Juga: CPNS 2021: Rangkuman Materi SKB Khusus Formasi Guru

Menurut sejumlah penelitian, beberapa varian mampu melawan sistem imun manusia.

"Maka dari itu, orang yang pernah terinfeksi COVID-19 tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Sama halnya seperti orang yang sudah mendapat vaksin. Walaupun vaksin memberikan perlindungan terhadap serangan virus, orang yang telah divaksin masih bisa terinfeksi jika terpapar virus Corona penyebab COVID-19," sambungnya.

Dari sejumlah kasus reinfeksi COVID-19, belum dapat ditarik kesimpulan karena adanya jarak yang bervariasi antara infeksi pertama dan kedua yang dilaporkan.

Dia mengatakan, sistem imun yang terbentuk dari infeksi pertama akan mengingat karakter virus yang menyerang di kemudian hari.

Ada pula kemungkinan sistem antibodi lupa atau tak mengenali virus dengan varian yang berbeda.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x