Network
JURNALSUMSEL.COM- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memaparkan fakta menarik terkait pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang.
SBY mengatakan bahwa dirinya mendapatkan kabar bahwa KLB sudah mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang sah.
Pengubahan AD/ART Partai Demokrat yang sah tersebut dilakukan sebelum pelaksanaan KLB.
Oleh sebab itu, KLB yang dilakukan Gerakan Kudeta atau Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat atau GPK-PD secara paksa dapat mengangkat Moeldoko sebagai ketua umum.
Hal itu diungkapkan SBY dalam konferensi pers di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat 5 Maret 2021 malam.
Baca Juga: Tidak Terima Moeldoko Kudeta Sang Suami AHY, Annisa Pohan: Ini ‘Pemerkosaan’
Baca Juga: Sebut KLB Partai Demokrat di Deli Serdang Didasari Niat yang Buruk, AHY: Jelas Tidak Sah!
SBY menuturkan bahwa Moeldoko sudah salah besar apabila mempertanyakan keabsahan AD/ART dan mengiri bahwa AD/ART Deli Serdang itu sah.
SBY menyebut Moeldoko yang juga merupakan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jokowi itu tidak memahami UU Partai Politik yang berlaku.
Selain itu, SBY menambahkan, KSP Moeldoko juga tidak memahami AD/ART Partai Demokrat.
"Sehingga penobatan KSP Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat dianggap sah. Pertanyaannya, apa bisa begitu," kata SBY, seperti dikutip Jurnal Sumsel dari kanal YouTube Susilo Bambang Yudhoyono.
SBY mengingatkan pengubahan AD/ART Partai haruslah melalui forum yang sah dan melewati mekanisme yang sudah diatur dalam konstitusi partai.
Baca Juga: Moeldoko Didalulat jadi Ketum, Ternyata KLB Partai Demokrat Tidak Mendapatkan Izin dari Polri
"Forumnya harus sah, baik kongres maupun kongres luar biasa yang hendak mengubah AD/ART juga harus sah. Forum KLB Deli Serdang jelas tidak sah dan ilegal," ujarnya menambahkan.
Tentunya hal yang dilakukan tersebut, menurut SBY, membuat Partai Demokrat saat ini tengah berkabung menyusul pelaksanaan KLB di Deli Serdang, Sumatra Utara, itu.
SBY mengatakan, berkabungnya Partai Demokrat ini, tidak hanya untuk Partai Demokrat melainkan juga seluruh bangsa Indonesia ikut berkabung, lantaran telah matinya akal sehat.***
