JURNALSUMSEL.COM – Seorang wanita di Singapura diketahui melahirkan bayi dengan antibodi Covid-19 yang ditemukan dalam darahnya.
Pada saat mengandung sang bayi pada Maret 2020, wanita bernama Ng-Chan tersebut dikonfirmasi positif Covid-19, namun tidak mengalami gejala yang parah.
Kasus penemuan antibodi pada bayi yang baru lahir ini merupakan yang pertama, dan WHO mengatakan pihaknya belum dapat memastikan kemungkinan seorang ibu hamil yang positif Covid-19 dapat menularkan virus ke janin atau bayinya selama mengandung atau saat melahirkan.
Baca Juga: Wow! Samsung Desain Ulang Ponsel Lipat Lebih Tipis dan Lebih Ringan
Baca Juga: Barito Putera Rela, Bagus Kahfi Bisa Berkiprah di Eropa
Melansir informasi dari Antara, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr. dr. Agus Dwi Susanto pun mengatakan bahwa kasus baru ini merupakan hal yang perlu dikaji lebih dalam apakah diturunkan dari sang ibu atau tidak.
“Itu hal baru juga. Bayi dengan antibodi Covid-19,” ujar Agus di Gedung BPNB Jakarta dalam tanya jawab Salam Dialog Mewaspadai Efek Jangka Panjang Covid-19.
Menurut Agus, asam ribonukleat (RNA) virus jelas ada dalam darah yang terinfeksi Covid-19, sehingga ada potensi penularan RNA tersebut yang bisa masuk ke tubuh bayi.
Baca Juga: Serial Netflix Money Heist Resmi Diadaptasi dalam Versi Korea
Baca Juga: Setelah Reno 4, Oppo Bakal Rilis Reno 5 Awal Tahun 2021 di Indonesia
Namun demikian, sejauh ini belum ada bukti transmisi penularan virus corona dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya lewat darahh.
“Meski beberapa bulan belum ada kasus seperti itu, sekarang ketemu. Jadi perlu kajian lebih lanjut bahwa antibodi turun dari ibu ke bayi,” jelasnya.
Baca Juga: Penetapan NIP CPNS 2019 Selesai, Simak Jadwal Terbit SK dan Penggajian
Baca Juga: Ada Kendala Pendaftaran CPNS 2021? Jangan Lupa Catat Nomor Kontak Ini
Kasus yang pertama kali terjadi ini sedang dipelajari lebih lanjut oleh para dokter di Singapura pada wanita hamil yang bulan ini dikonfirmasi positif Covid-19, apakah bayi tersebut memiliki antibodi terhadap virus corona namun tidak membawa penyakit tersebut atau tidak.
Kejadian ini juga menjadi kajian baru di antara rumah sakit umum negara guna menambah upaya internasional untuk lebih memahami apakah infeksi atau antibodi dapat ditransfer selama kehamilan, dan apakah antibodi menawarkan perisai yang efektif terhadap virus.***