Network
JURNALSUMSEL.COM - Hari ini tepat tanggal 1 Desember 2020 diperingati sebagai Hari AIDS sedunia. Simak sejarah dan makna dari simbolnya.
Hari AIDS sedunia ditetapkan sejak tahun 1987 yang dicetus pertama kali oleh James W. Bunn dan Thomas Netter yakni dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva, Swiss.
Bunn dan Netter merupakan salah satu yang mengajukan ide kepada Dr. Jonathan Mann, Director of the Global Programme on AIDS yang saat ini dikenal dengan nama UNAIDS.
Baca Juga: Banpres BLT UMKM Rp2,4 Juta Hanya Disalurkan ke Rekening BRI, BNI dan Bank Syariah Mandiri
Baca Juga: Jelang Seleksi CPNS 2021. Simak Cara Legalisir Surat Tanda Tamat Belajar Atau Ijazah
Baca Juga: 12 Juta UMKM Dipastikan Dapat Banpres BPUM Tahun Ini
Bunn dan Netter merasa bahwa 1 Desember cukup lama setelah pemilu dan cukup dekat dengan libur Natal.
Sehingga dengan demikian waktu tersebut adalah waktu yang tepat untuk memperingati Hari AIDS Sedunia.
Dr. Mann menyukai konsepnya lalu menyetujuinya, dan sepakat dengan rekomendasi Bunn dan Netter.
Hingga akhirnya tanggal 1 Desember 1988 menjadi peringatan pertama Hari AIDS Sedunia.
Baca Juga: Sinopsis Film Furious 7, Tayang Malam Ini di Global TV
Baca Juga: Penetapan NIP CPNS 2019 Ditetapkan 1 Desember, Begini Cara Mudah Mengetahuinya
Simbol Pita Merah
Hari AIDS Sedunia juga identik dengan simbol pita merah.
Saat memperingati hari tersebut beberapa orang akan mengenakan pita merah yang tujuannya guna meningkatkan kesadaran mengenai HIV selama dan menjelang Hari AIDS Sedunia.
Ide simbol pita merah ini berawal pada tahun 1991 saat 12 seniman berkumpul di sebuah galeri di East Village, New York, Amerika Serikat.
Baca Juga: Hentikan Penularan, Pulihkan Kesehatan, dan Bangkitkan Ekonomi Lewat Vaksinasi
Baca Juga: Mendikbud: Pembelajaran Tatap Muka Januari 2021 Berdasarkan Persyaratan Ketat
Simbol pita merah terinspirasi dari pita kuning yang diikat di pohon, untuk menunjukkan dukungan bagi pertempuran militer Amerika Serikat ketika Perang Teluk.
Lalu, memutuskan untuk memilih warna merah karena bermakna berani, serta terasosiasi dengan gairah, hati, dan cinta.
Simbol merah ini juga bearti bahwa penderita HIV harus bisa hidup tanpa rasa takut dan diskriminasi apapun yang datang.***
