JURNALSUMSEL.COM- Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun turut menyoroti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY ) yang dilaporkan ke Mabes Polri oleh Garda Demokrasi 98.
Refly Harun menyampaikan bahwa ia hanya bisa mengurut dada kepada kelompok yang suka mengadu pada Bareskrim.
Hal itu disampaikan Refly Harun melalui kanal YouTube miliknya Refly Harun pada Kamis, 8 April 2021.
"Saya hanya bisa mengurut dada kepada kelompok masyarakat yang hobinya mengadu kepada bareskrim apalagi yang diadukan itu adalah terkait dengan Presiden Jokowi," tuturnya.
Terlebih, Refly Harun mengatakan saat ini Indonesia sedang berusaha memulai era baru di mana tengah berusaha mengurangi kasus seperti itu.
Baca Juga: Sidney Jones Menduga Pemerintah Ingin Menteroriskan FPI, Refly Harun: Gawat!
"Kita sudah berusaha memulai era baru di mana kita berusaha mengurangi adu-mengadu, hina-menghina dan lain sebagainya," sambungnya.
Refly Harun mengungkapkan, jikalau yang bersangkutan merasa dihina, maka yang bersangkutan sendirilah yang mengadu pada aparat penegak hukum.
"Dalam hal ini Presiden Jokowi seharusnya yang melapor kalau merasa di finah dicemarkan nama baiknya," ungkapnya.
Selain itu, Refly Harun juga mewanti-wanti agar tidak menggunakan pasal-pasal yang mengekang hak-hak berdemokrasi dan menyatakan pendapat.
"Saya sering mengatakan itulah konsekuensi dari sebuah negara yang berpemerintahan," ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Ambil Alih TMII, Fadli Zon: Jangan Sampai Dijual Untuk Bayar Hutang
Menurut Refly Harun, dalam berpemerintahan, jika Presiden dikritik dikatakan terlibat dan lain sebagainya, hal tersebut wajar, karena yang dikritik adalah perilaku kekuasaan.
"Jadi kita harus membedakan hak berdemokrasi beropini dan opini itu ditujukan kepada pemerintah penguasa," tegasnya.
Refly Harun menuturkan, pemerintah dan penguasa tidak bisa di kritik dan setiap kritik dianggap fitnah dan berbuah laporan dari kelompok orang dalam tanda kutip apa maksud dan motivasinya maka demokrasi kita menjadi sempit.
“Setiap kritik berbuah laporan, maka demokrasi kita menjadi, demokrasi yang sangat sempit,” tandasnya.***