Polri Sebut Jamaah Islamiyah Melakukan Pengkaderan Teroris Muda yang Telah Dilatih

20 Desember 2020, 11:21 WIB
Kabid Humas Polri Argo Yuwono /dok Humas Polda

JURNALSUMSEL.COM - Polri berhasil mengungkap kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang sudah melakukan pengkaderan teroris muda dengan teragenda sangat rapi.

Bahkan dalam perekrutan para kader yang siap tempur juga sudah dilakukan.

Hal ini karena telah teridentifikasi dengan adanya 91 kader yang telah dilatih JI dan 66 di antaranya sudah dikirim ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok teror di sana.

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyatakan, Polri sudah mendapatkan informasi soal adanya 91 kader JI yang dilatih siap tempur.

Baca Juga: BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin II Sudah Ditransfer! Belum Terima? Simak Panduan Melapor Berikut

Baca Juga: Polri Sebut Terdapat 6.000 Jaringan Jamaah Islamiyah Masih Aktif, Simak Penjelasan Lengkapnya

“Mereka (JI) sudah menyiapkan kemampuan diri dengan pelatihan-pelatihan khusus guna mempersiapkan kekuatan melawan musuh yakni negara dan aparat,” kata Argo seperti dikutip Jurnal Sumsel dari Humas Polri.

Dia menambahkan, sebagian besar dari mereka berperan aktif dalam konflik di Suriah.

Argo menyebut, kemampuan para kader yang sudah diasah di tempat pelatihan dan medan tempur sebenarnya menjadikan mereka sebagai potensi ancaman yang amat nyata.

Dikatakan Argo, kader teroris ini dipersiapkan organisasimelalui bagian struktur khusus untuk membentuk kader jamaahnya.

Ditanya mengapa radikalisme tumbuh demikian subur di tanah air, Argo menyatakan ada banyak sekali faktornya.

Baca Juga: 11 Juta Pekerja Sudah Menerima Dana BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan Mereka! Buruan Cek Rekening

Baca Juga: Negara Uni Eropa Mulai Melakukan Vaksinasi Covid-19 Pada Bulan Desember Ini

Salah satunya adalah adanya maraknya penyebaran berita bohong atau hoax.

“Maraknya penyebaran hoax tanpa filter melalui sosial media membuat paham radikal dan anti pemerintah makin subur,” ujar Argo.

Dari dulu sampai sekarang radikalisasi terbentuk sebagai bagian dari respons atas ketidakadilan dan makin melebarnya kesenjangan sosial di masyarakat.

Kemudian agama jadi satu alasan dalam mengekspresikan ketidakpuasan dan kebencian.

Baca Juga: Tim Investigasi WHO akan Bertolak ke Wuhan Awal Januari, Mengapa? Simak Jawabannya di Sini

Oleh karena itu, upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran paham dan ideologi radikalisme di kalangan anak muda, perlu dilibatkan seluruh stakeholder yang bersentuhan langsung dengan dunia pendidikan, sosial, keagamaan, komunikasi dan keamanan di lingkungan masing-masing.

“Ya perlu peran serta semua stakeholder,” tambahnya.

Namun, lanjut mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini, Densus 88 terus melakukan pemantauan terhadap jaringan teror yang ada di Indonesia secara terus-menerus.

Mulai dari pengumpulan bahan informasi, pengolahan informasi sampai dilakukan penegakan hukum.

Baca Juga: WOW! Lagu BTS dengan Judul Life Goes On Capai Angka 200 juta Penayangan di YouTube!

“Spesifiknya, Densus 88 sudah melakukan penegakan hukum terhadap 20 peserta pelatihan JI,” kata Argo.

Densus 88 sebelumnya melakukan penangkapan sebanyak 23 terduga teroris dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di delapan lokasi.

Delapan lokasi itu di antaranya di Lampung Selatan, Lampung Tengah, Bandar Lampung, Pringsewu, Metro, Jambi, Riau dan Palembang.

Baca Juga: Penetapan NIP CPNS 2019 Daerah Denpasar Telah Selesai, Kapan SK Terbit? Ini Penjelasan Kanreg X BKN!

Kemudian, dua dari 23 orang yang ditangkap merupakan Panglima Askari JI yakni Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dan Zulkarnain alias Arif Sunarso.

Densus 88 juga berhasil mengungkap adanya bunker di rumah Upik Lawanga di Lampung yang digunakan untuk bersembunyi dan menyimpan senjata-senjata rakitan buatannya.

“Barang bukti yang disita dari rumah Upik ini ada senjata rakitan dan bunker,” tutup Argo.***

Editor: Muhammad Wirawan Kusuma

Sumber: Humas Polri

Tags

Terkini

Terpopuler