Gejala dan Penyebab Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Jadi Penyebab Komika Babe Cabita Meninggal Dunia

- 9 April 2024, 09:15 WIB
Berikut penjelasan termasuk dengan penyebab dan gejala pada pasien yang terdeteksi mengalami penyakit Anemia Aplastik.
Berikut penjelasan termasuk dengan penyebab dan gejala pada pasien yang terdeteksi mengalami penyakit Anemia Aplastik. /pixabay.com/@Vector8DIY

JURNALSUMSEL.COM - Komika Babe Cabita meninggal dunia pagi ini, pukul 06.30 WIB di salah stau rumah sakit di Jakarta. Kabar duka tersebut disampaikan pertama kali oleh sahabatnya, Oki Rengga Winata di laman Instagram pribadinya.

Babe Cabita sempat dilarikan ke rumah sakit lanataran diduga terkena demam berdarah (DBD). Namun, Babe sendiri menjelaskan bahwa ia bukan terkena DBD, melainkan salah satu penyakit langka yakni anemia aplastik.

Anemia aplastik merupakan kondisi langka yang membuat penyakit anemia menjadi sebuah penyakit yang sulit diobati. Anemia aplastik terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru. Kondisi ini membuat penderitanya merasa lelah dan rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkendali.

Baca Juga: Mengenal Anemia Aplastik yang diduga Menjadi Penyebab Babe Cabita Meninggal Dunia

Sebagai kondisi yang langka dan serius, anemia aplastik dapat terjadi pada usia berapa pun. Kondisi ini bisa muncul secara tiba-tiba, atau dapat berkembang secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu. Anemia aplastik bisa bersifat ringan atau parah.

Pengobatan untuk anemia aplastik mungkin termasuk penggunaan obat-obatan, transfusi darah, atau transplantasi sel punca, yang juga dikenal sebagai transplantasi sumsum tulang.

Sebelumnya, artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Apa Itu Anemia Aplastik? Penjelasan Singkat Mulai Gejala hingga Penyebab"

Anemia Aplastik bisa tidak menimbulkan gejala. Namun, saat gejala muncul, tanda-tanda dan gejalanya bisa meliput

 

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Detak jantung yang cepat atau tidak teratur
  • Kulit pucat
  • Infeksi yang sering atau berkepanjangan
  • Memar atau memar dengan mudah tanpa sebab yang jelas
  • Mimisan dan gusi berdarah
  • Pendarahan yang berlangsung lama dari luka
  • Ruam kulit
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Anemia aplastik dapat bersifat sementara atau kronis. Kondisi ini bisa parah dan bahkan fatal.

Penyebab anemia aplastik sendiri yakni:

  • Terapi radiasi dan kemoterapi. Meskipun terapi-terapi ini membunuh sel kanker, mereka juga dapat merusak sel sehat, termasuk sel punca di sumsum tulang belakang.
  • Paparan bahan kimia beracun. Bahan kimia beracun seperti pestisida, insektisida, dan benzene, yang merupakan salah satu bahan bakar bensin, telah dikaitkan dengan anemia aplastik.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rematoid artritis dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik. Gangguan autoimun.
  • Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat, dapat melibatkan sel punca di sumsum tulang belakang.
  • Infeksi virus. Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang belakang dapat berperan dalam perkembangan anemia aplastik.
  • Virus yang telah dikaitkan dengan anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19, dan HIV.
  • Sistem kekebalan tubuh Anda mungkin menyerang sumsum tulang belakang Anda selama kehamilan.
  • Faktor-faktor yang tidak diketahui. Dalam banyak kasus, dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab anemia aplastik (anemia aplastik idiopatik).

Anemia aplastik adalah kondisi serius yang membutuhkan pengelolaan medis yang cermat. Untuk mencegah komplikasi yang lebih serius, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan.***(Asahat Edi Rediko PS/Pikiran Rakyat)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah