Olahraga Lari Berpotensi pada 5 Cedera, Berikut Penjelasannya

- 9 Agustus 2020, 10:51 WIB
ILUSTRASI lari menggunakan masker
ILUSTRASI lari menggunakan masker /World of Buzz

JURNALSUMSEL.COM - Olahraga lari sudah menjadi tren bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia untuk memeroleh kesehatan jasmani.

Selain simpel, lari bisa dilakukan dimana saja, contohnya di lingkungan rumah bahkan hingga bisa lari keliling kota.

Namun banyak seseorang yang berlari harus menghadapi cedera pada saat berolahraga. Lebih dari 80 persen cedera pada saat lari disebabkan oleh stres yang berulang, tetapi cedera mendadak seperti pergelangan kaki terkilir atau otot robek juga dapat terjadi.

Menurut sebuah ulasan studi tahun 2015, lutut, tungkai, dan kaki adalah area cedera yang paling umum dialami pelari.

Baca Juga: Depak Maurizio Sarri, Juventus Buat Keputusan Mengejutkan soal Penggantinya

Berikut 5 cedera yang sering dialamipada saat berlari, dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam artikel "5 Cedera yang Bisa Diakibatkan Olahraga Lari, Simak Cara Mencegahnya"

1. Lutut

Lutut atau sindrom patellofemoral, adalah istilah umum yang mengacu pada nyeri di bagian depan lutut atau di sekitar tempurung lutut. Ini adalah cedera berlebihan yang umum terjadi dalam olahraga yang melibatkan berlari atau melompat.

Kelemahan di pinggul atau otot di sekitar lutut dapat membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena lutut.

2. Tedonitis Achilles

Tendinitis Achilles mengacu pada peradangan pada tendon yang menghubungkan otot betis ke tumit. Ini mungkin terjadi setelah meningkatkan jarak tempuh atau intensitas lari Anda.

Baca Juga: Kesialan Bikin Sean Gelael Pasrah

Gejala umum tendinitis Achilles meliputi, nyeri tumpul di tungkai bawah di atas tumit, bengkak di sepanjang tendon Achilles, rentang gerak terbatas saat meregangkan kaki ke arah tulang kering.

3. Shin Splint

Shin splints (sindrom stres tibialis) mengacu pada rasa sakit yang terjadi di depan atau bagian dalam kaki bagian bawah, di sepanjang tulang kering. Shin splint dapat terjadi jika Anda meningkatkan volume lari terlalu cepat, terutama saat berlari di permukaan yang keras.

Dalam kebanyakan kasus, shin splint tidak serius dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi patah tulang karena stres.

4. Cedera Hamstring

Paha belakang Anda membantu mengurangi kecepatan tungkai, selama fase mengayun dalam siklus lari. Jika paha belakang Anda kencang, lemah, atau lelah, mereka mungkin lebih rentan mengalami cedera.

Baca Juga: Kartu Prakerja Tahap 4 Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftarnya

Jika Anda mengalami cedera hamstring, mungkin akan mengalami nyeri tumpul di bagian belakang kaki bagian atas, otot hamstring yang lembut saat disentuh, kelemahan dan kekakuan di hamstring Anda.

5. Peregelangan Kaki Terkilir

Keseleo pergelangan kaki disebabkan oleh peregangan ligamen antara kaki dan pergelangan kaki secara berlebihan. Keseleo sering kali terjadi saat Anda mendarat di bagian luar kaki dan memutar pergelangan kaki.

Berikut tips untuk pencegahan cedera yaitu, pemansan seperti ayunkan lengan atau kaki selama 5-10 menit, tingkatkan volume lari secara perlahan, segera istirahatkan jika mengalami cedera, perkuat pinggul dengan letihan stabilitas, dan hindari berlari di permukaan yang cukup keras seperti tortoar.***

Editor: Mula Akmal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x