Memahami Makna di Balik Sejarah Qurban: Kisah Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim

10 November 2020, 17:31 WIB
Ilustrasi hewan qurban. /Pixabay/Sasin Tipchai /

JURNALSUMSEL.COM – Sebagai umat muslim tentu kita sudah tak asing mendengarkan kata qurban.

Berqurban merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan bagi seorang muslim apabila ia mampu.

Kegiatan berqurban ini dilaksanakan pada hari raya Idul Adha, atau biasa disebut dengan hari raya qurban, tepatnya setiap tanggal 10 Dzulhijah.

Baca Juga: Menaker Siapkan 4 RPP Turunan UU Cipta Kerja, Pemerintah Libatkan Serikat Buruh dan Pekerja

Setiap tahun umat muslim diperintahkan untuk menyembelih hewan qurban yang berupa kambing atau domba, sapi, atau unta.

Sejarah qurban sendiri berawal dari kisah Nabi Ibram a.s. dan anaknya Nabi Ismail a.s.

Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim dan istrinya telah lama menikah dan sangat mendambakan kehadiran seorang anak. Namun belum juga dikarunia hingga Ibrahim menua.

Baca Juga: Bandara Soetta Macet, Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia Gratiskan Biaya Reschedule

Namun hal itu tak mmebuat nabi Ibrahim mengeluh, ia terus berdoa agar kiranya Allah memberinya keturunan yang shaleh.

Berkat ketulusan dan kesabrannya akhirnya Allah mengabulkan doa nabi Ibrahim, dan lahirnlah putra pertamanya, yang diberi nama Ismail.

Belum lama mengecap kebahagiaan itu, Allah kembali menguji Ibrahim dengan memrintahkannya untuk memindahkan Hajar dan Ismail ke Makkah yang saat itu merupakan gurun tandus tak berpenghuni.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Nabi Ibrahim pun membawa Hajar dan Ismail yang saat itu masih menyusu pergi ke Makkah, dan meninggalkan mereka di sana.

Hajar yang tahu bahwa semua yang dilakukan Nabi Ibrahim semata-mata hanyalah karena perintah Allah, juga menerima semuanya dengan lapang dada.

Ia dan Ismail yang masih bayi tinggal berdua di tengah padang gurun yang gersang dan tak ada sumber air ataupun pepohonan.

Baca Juga: Fakta Menarik Presiden Soekarno, Termasuk diabadikan Jadi Perangko Negara Luar

Di tengah perjalanan meninggalkan istri dan anaknya nabi Ibrahim berdoa dan meminta kepada Allah untuk melindungi anak istrinya dan menjadikan Ismail anak yang shaleh.

Hingga suatu ketika, persediaan air dan makanan Hajar dan Ismail habis. Sehingga Ismail menangis karena sudah tidak ada lagi ASI yang didapatnya dari ibunya.

Hajar kebingungan dan berlari antara bukit Shafa dan Marwah berharap menemukan sumber air di sana, namun ternyata hanyalah bayangan. Ia terus berlari bolak-balik Shafa Marwah sebanyak tujuh kali hingga ia pun kelelahan.

Kemudian Hajar mendengar sura yang mengarah ke tempat Ismal dibaringkan dalam keadaan menangis dan menghentak-hentakkan kaki.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Gelombang 2 Sudah Dicairkan. Cek Saldo Rekening Sekarang!

Lalu secara tiba-tiba di dekat kaki Ismail muncullah sumber air yang memancar, membuat Hajar senang bukan kepalang, Allah menurunkan pertolongan-Nya di saat-saat genting. Ia pun berseru ,”zamzam! (berkumpullah).”

Waktu terus berlalu, Ismail semakin besar dan tumbuh menjadi anak yang cerdas, shaleh dan berbudi baik, sesuai doa sang ayah.

Sebuah perintah kembali mendatangi nabi Ibrahim melalui sebuah mimpi. Allah masih ingin menguji seberapa besar keimanan dan ketakwaan nabi Ibrahim, serta kesabarah dan ketabahan nabi Ismail.

Dalam mimpinya itu, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih anak semata wayangnya, Ismail. Nabi Ibrahim pun menjadi teramat sedih membayangkan hal tersebut.

Baca Juga: Patut Dilestarikan! Alat Musik Tradisional Indonesia yang Terkenal dan Mendunia

Ia kemudian mendatangi Ismail, menceritakan mimpi yang dialaminya, dan meminta pendapat Ismail.

Respon yang diberikan Nabi Ismail pun sungguh di luar dugaan. Ia pun menerima perintah tersebut dengan rela hati.

Tibalah pada saat yang telah ditentukan, Ismail dibaringkan dengan mata tertutup dan nabi Ibrahim dengan mata yang basah memgang pednag yang telah dipersiapkan untuk menyembelih anaknya.

Baca Juga: Update Kabar Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12

Ketika pedang tersebut diletakkan di leher Ismail, datanglah malaikat Jibril untuk menggantikan Ismail dengan seekor domba yang gemuk. Sehingga Ismail tidak jadi diqurbankan.

Kisah Nabi Ibrahim ini mengajarkan kepada kita untuk selalu bersabar dan ikhlas dalam menerima segala perintah yang diberikan Allah.

Sejarah qurban ini juga mengajarkan kita untuk mengorbankan dan memberikan kecintaan kita terhadap duniawi untuk mendapat ridho Allah SWT.***

Editor: Muhammad Wirawan Kusuma

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler