Dilansir dari Business Insider, Badan Keamanan Nasional AS disebut menggunakan jenis data lokasi berbeda yang dikumpulkan dari kartu SIM ponsel untuk melakukan serangan drone terhadap tersangka anggota Taliban.
Baca Juga: 15 Fakta Menarik Joan Mir Juara Dunia MotoGP 2020
Baca Juga: Profil Singkat Joan Mir Juara Dunia MotoGP 2020
Munculnya laporan soal transaksi pembelian data dari Muslim Pro membuat banyak pihak marah dan kini ramai-ramai menghapus instalasi aplikasi tersebut di ponsel.
Insider, militer AS berdalih menggunakan data tersebut untuk mencegah upaya terorisme.
Hingga saat ini belum ada konfirmasi lebih lanjut dari Muslim Pro terkait jual beli data tersebut.***