Kontroversi Presiden AS Donald Trump di Masa Pandemi Covid-19, Sebelum Dinyatakan Positif

- 2 Oktober 2020, 20:20 WIB
Ilustrasi Presiden AS Donald Trump yang positif Covid-19.
Ilustrasi Presiden AS Donald Trump yang positif Covid-19. /Barbus/pixabay

 

JURNALSUMSEL.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinyatakan positif Covid-19.

Kabar Presiden AS Donald Trump positif Covid-19 muncul tak lama setelah ajudan pribadinya dinyatakan terpapar virus mematikan tersebut.

Sebelum terpapar Covid-19, Presiden AS Donald Trump memang kerap membuat komentar yang kontroversial.

Baca Juga: Tren Bisnis Tanaman Hias Melanda Sumatera Selatan, Ekonom: Fenomena Monkey Business

Baik soal penggunaan masker maupun meminum cairan pemutih untuk membunuh virus Covid-19 di dalam tubuh.

Sebagaimana dilansir Jurnal Sumsel dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel "Donald Trump Positif Covid-19, Sempat Tak Mau Pakai Masker hingga Sarankan Minum Pemutih", berikut pernyataan-pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump:

1. Enggan menggunakan Masker

Awal-awal pandemi terjadi dan mewabah di Amerika Serikat, Presiden AS Donald Trump sempat enggan menggunakan masker.

Baca Juga: Layanan Delivery Online dengan ShopeePay? Ini Fitur Barunya!

Trump menolak mengenakan masker di depan kamera di sejumlah acara publik.

Presiden Donald Trump, tanpa menggunakan masker, mengunjungi pusat distribusi masker di Pennsylvania pada Kamis 14 Mei 2020 lalu.

Trump, telah menolak mengenakan masker di publik meskipun pemerintahnya memberi arahan kepada warga AS untuk mengenakan penutup wajah tersebut.

Baca Juga: Cara Cek Kuota Internet Gratis Kemendikbud untuk Pengguna Indosat IM3 Ooredoo

Orang-orang di sekitar Trump menyebut bahwa sang presiden enggan menggunakan masker lantaran khawatir terlihat lemah oleh orang-orang.

2. Sarankan Minum Pemutih Pakaian untuk Cegah Virus Corona

Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada sebagian masyarakat AS yang nekat meminum pemutih pakaian sebagai tindakan pencegahan virus corona.

Mereka menganggap, cairan pemutih pakaian dianggap tak berbahaya jika dikonsumsi.

Baca Juga: Terus Gagal, Calon Peserta Berharap Kartu Prakerja Gelombang 11 Tetap Dibuka

Kekhawatiran tentang konsumsi produk pembersih rumah tangga melonjak pada bulan April 2020 lalu.

Tepatnya saat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berspekulasi bahwa disinfektan dapat membersihkan paru-paru yang terinfeksi COVID-19.

Dilansir dari laman The Guardian, Donald Trump menyampaikan idenya terkait disinfektan yang mungkin akan efektif jika dimasukkan ke paru-paru dalam jumlah besar.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Tahanan Polrestabes Palembang Positif Covid-19

"Saya melihat cairan disinfektan merobohkan virus dalam satu menit. Adakah cara kita bisa melakukan sesuatu, seperti menyuntikkannya ke dalam tubuh? Karena mungkin jika masuk ke paru-paru dalam jumlah besar akan efektif. Tapi kedengarannya menarik bagi saya sehingga perlu bantuan dokter medis," ujar Donald Trump.

3. Trump Hentikan Pendanaan WHO

Presiden Donald Trump resmi menghentikan kucuran dana dari pemerintahan Amerika Serikat, untuk organisasi kesehatan dunia PBB (WHO), Selasa, 14 April 2020.

Dengan tegas, ia menyebut WHO telah gagal dalam pencegahan dan penanggulangan wabah Covid-19.

Baca Juga: Hasil Undian Grup Liga Champions 2020-2021: PSG Segrup dengan MU, Juventus Bersua Barcelona

Pada konferensi pers Gedung Putih, mengatakan WHO telah 'gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab'.

Presiden AS, Donald Trump, yang menghadapi kritikan pedas terkait respons pemerintahannya terhadap epidemi virus corona, mengibarkan bendera permusuhan dengan WHO.

Sejumlah negara mengecam dan menilai Amerika Serikat (AS) egois karena menghentikan pendanaan WHO.

Baca Juga: KABAR BAIK!! Guru Honorer dan Guru Agama Kebagian Jatah Bantuan Subsidi Gaji

4. Ingin Cabut Lockdown Ditengah Pelonjakan Kasus

Pada 12 April 2020 lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengumumkan bahwa ia berencana untuk mengakhiri langkah 'social distancing'.

Tujuannya, kata Trump, untuk menghindari keterpurukan ekonomi yang berkepanjangan.

Trump sangat vokal dalam menyuarakan pendapatnya mengenai keharusan untuk mengakhiri perintah untuk tetap tinggal di rumah, yang diberlakukan pada hampir satu per tiga warga Amerika Serikat demi memperlambat penyebaran wabah ini.

Baca Juga: KABAR BAIK!! Guru Honorer dan Guru Agama Kebagian Jatah Bantuan Subsidi Gaji

Akan tetapi, Trump mendorong agar langkah ini segera dihentikan pada 12 April dan menentang anjuran dari sejumlah ahli kesehatan untuk tetap melanjutkan lockdown sampai wabah virus corona mereda.***(Rahmi Nurfajriani/Pikiran-Rakyat)

Editor: Muhammad Wirawan Kusuma

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah