Usai Idul Adha, Hagia Sophia Jadi Kluster Baru Penyebaran Covid-19

- 14 Agustus 2020, 10:52 WIB
Hagia Sophia
Hagia Sophia /

JURNALSUMSEL.COM - Usai restorasi dan pembukaannya kembali, Hagia Sophia malah menjadi klaster baru Covid-19 di Turki setelah Hari Raya Idul Adha.

Langkah Presiden Erdogan untuk membuka kembali Masjid Hagia Sophia mengundang kritik dari banyak pihak. Usai pelaksanaan sholat Idul Adha di Hagia Sophia, kasus positif Covid-19 di Turki mengalami peningkatan tajam.

Para profesional di bidang kesehatan menyebutkan bahwa tercatatnya kasus positif di Hagia Sophia disebabkan oleh longgarnya tindakan pencegahan dan protokol kesehatan saat menjalankan ibadah.

Baca Juga: Diet Super Mudah ala Priyanka Chopra

Mengutip dari Pikiran-rakyat.com, Pada 24 Juli 2020 lalu, sekitar 350.000 orang memadati Hagia Sophia dan daerah disekelilingnya.

Hagia sophia kembali dipadati usai tengara era Bizantium menjadi masjid lagi setelah sebelumya berfungsi sebagai museum selama beberapa dekade.

Beberapa dari 500 tamu di dalam masjid, termasuk anggota parlemen dan juga jurnalis, telah didiagnosis positif Covid-19, karena kurangnya jarak sosial dan penggunaan masker.

Baca Juga: Jumlah Uang yang Bisa Diraup Sriwijaya FC dan Muba Babel United Jika Tembus Semifinal Liga 2

Jumlah kasus Covid-19 di Turki mulai mencatat peningkatan dan telah melebihi angka 1.000 setelah kegiatan Idul Adha.

Keputusan pemerintah untuk menahan angka kasus positif dalam perawatan intensif dan mereka yang diintubasi telah meningkatkan kembali kekhawatiran masyarakat mengenai virus corona di negara itu.

Para profesional kesehatan mengatakan pandemi telah memburuk sekitar pada bulan lalu.

Pembukaan Hagia Shopia untuk pelaksaan salat tanpa ada tindakan pencegahan yang tepat dan tegas adalah alasan dari lonjakan kasus tersebut.

Baca Juga: 6 Hal yang Perlu Kamu Tahu Saat Persiapan Sebelum Naik Gunung

"Setelah pembukaan Hagia Sophia, kami juga mendengar banyak kasus di kalangan politisi," kata seorang dokter.

Namun, para politisi itu dapat mengetahui positif sejak awal sebelum gejala muncul karena menjalani pemeriksaan rutin setiap tiga hari untuk memastikan mereka sehat.

"Jika warga biasa juga mendapatkan tes serupa, angka kasus sebenarnya akan lebih tinggi," ujar seorang dokter di sebuah RS di Provinsi Anatolia tengah, Sivas, Turki.

Baca Juga: Ingin Lampaui Target, DPMPTSP Sumsel Berharap Proyek Tol Indralaya-Muara Enim Bisa Berjalan

"Jika keadaan terus seperti ini, tidak akan ada seorang pun di rumah sakit yang tidak terinfeksi. Bahkan mungkin ada kekurangan tenaga medis yang mengundurkan diri dari pekerjaan atau menjadi sakit," tambahnya

Sebuah 'daftar panjang' pemimpin dunia Muslim dan Kristen, termasuk Paus Francis, diundang ke doa pengukuhan di Hagia Sophia berdasarkan keterangan dari dr. Ergin Kocyildirim.

"Sepertinya tidak ada dari mereka yang menghadiri salat, tetapi virus corona hadir," kata dr. Ergin Kocyildirim yang merupakan seorang ahli bedah kardiotoraks pediatrik dan asisten profesor di Departemen Bedah Kardiotoraks di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.

Baca Juga: Sektor Ini Jadi Penyumbang Investasi Terbanyak di Sumsel

Kocyildirim mengatakan kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Hagia Sophia kemungkinan membuat aturan jarak sosial sulit untuk ditegakkan di dalam landmark karena banyaknya orang yang ingin melihat atau berfoto dengan pemimpin Turki itu.

"Saya yakin gambar-gambar itu membuat banyak profesional perawatan kesehatan merasa kesal, karena langkah tiba-tiba seperti ini dapat merusak upaya selama berbulan-bulan untuk menahan virus," ungkapnya

"Meski kepercayaan butuh waktu untuk dibangun, kepercayaan itu bisa hilang dengan cepat," tambahnya.*** (pikiran-rakyat.com/ Rahmi Nurfajriani)

Editor: Mula Akmal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x