Meski Tuntutan Perdamaiannya Pernah ditolak Mentah-Mentah, Rusia Akui Ingin Segera Damai dengan Ukraina

- 17 Maret 2022, 14:14 WIB
Prajurit Rusia mengendarai tank selama latihan militer di Wilayah Leningrad, Rusia.
Prajurit Rusia mengendarai tank selama latihan militer di Wilayah Leningrad, Rusia. /Kementerian Pertahanan Rusia/Reuters

JURNALSUMSEL.COM - Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sudah berjalan selama tiga minggu.

Selama tiga minggu terakhir, ribuan korban jiwa berjatuhan dan gedung-gedung tinggi serta fasilitas umum di Ukraina rusak parah akibat serangan rudal tentara Rusia.

Bahkan, beberapa saat lalu Rusia kembali menjatuhkan tembakan udara di ibu kota Kyiv yang menewaskan empat warga sipil.

Baca Juga: Sambut Malam Nisfu Syaban Kamis, 17 Maret 2022, Amalan Apa yang dianjurkan bagi Umat Muslim? Ini Penjelasannya

Rusia dan Ukraina sebelumnya sudah pernah bernegosiasi untuk berdamai pada pertemuan di Belarusia. Namun, nampaknya negosiasi tersebut belum mencapai kesepakatan damai.

Rusia juga mengakui bahwa negosiasi dengan Ukraina nampaknya akan sulit dan berjalan lambat.

Meski demikian, Rusia mengaku dengan tulus menginginkan perdamaian sesegera mungkin dengan Ukraina.

Sebelumnya artikel ini telah lebih dulu terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Meski Sulit, Rusia Tetap Ingin Berdamai dengan Ukraina Sesegera Mungkin".

Baca Juga: Cara Membuat American Risoles Creamy, Cocok Jadi Takjil Mewah saat Ramadhan

"Pembicaraan itu sulit dan berjalan lambat. Tentu saja, kami ingin mereka berjalan lebih cepat. Ini adalah keinginan tulus Rusia. Kami ingin mencapai perdamaian sesegera mungkin," kata Kepala delegasi Rusia dan pembantu presiden, Vladimir Medinsky.

Medinsky mengatakan bahwa dia lebih memilih untuk tidak fokus pada masalah yang muncul dalam proses negosiasi.

“Sungguh, upaya negara kita dan tugas yang ditetapkan oleh presiden adalah untuk mencapai perdamaian di tanah Ukraina, untuk melihat negara yang damai, netral dan bersahabat, yang tidak akan menjadi benteng NATO atau benteng kekuatan yang ingin membahayakan negara. negara kita,” katanya.

Adapun tuntutan perdamaian dari Rusia pada Ukraina pernah ditolak mentah-mentah oleh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Juga: Haji Faisal Belum Izinkan Fuji dan Thariq Halilintar Menikah: Belum Ada Kepikiran ke Situ

Tuntutan tersebut ada lima poin yakni, Ukraina jadi negara berstatus netral, hentikan pratik fasisme, akui Krimea sebagai wilayah Rusia, melakukan gencatan senjata, melepaskan keanggotaan NATO.

Di sisi lain, Zelensky tampaknya mengibarkan bendera putih untuk NATO.

dia mengatakan negaranya harus mengakui bahwa mereka tidak akan dapat bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut.

"Sudah jelas bahwa Ukraina bukan anggota NATO. Kami mengerti itu, kami adalah orang-orang yang berakal sehat," kata Volodymyr Zelensky, Selasa, 15 Maret 2022.***(Mitha Paradilla Riyadi/Pikiran Rakyat)

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah