Menurutnya, area itu tersebar lebih dari satu kilometer dan diperkirakan ada 500-600 jenazah terkubur di sana.
"Setiap tindakan pencegahan diambil dalam menangani mayat saat melakukan ritual terakhir mereka," ungkapnya.
Sebagian besar diyakini telah meninggal karena virus corona pada bulan April dan Mei ketika India dilanda lonjakan infeksi yang membanjiri rumah sakit di banyak daerah.
Beberapa keluarga tidak mampu membeli kayu bakar untuk kremasi tradisional Hindu sehingga jenazah dibenamkan di sungai Gangga atau dikubur di gundukan pasir yang berdekatan dengan sungai.
Baca Juga: CPNS 2021 dibuka Mulai Akhir Juni, Ini Syarat dan Daftar Formasi Jabatan Kejaksaan RI
Sungai Gangga kini menjadi banjir karena hujan monsun tahunan yang menggenangi sungai, menghanyutkan pasir dan memperlihatkan mayat-mayat.
Jumlah kuburan semacam itu telah memicu kecurigaan bahwa total kematian India akibat pandemi mungkin lebih dari satu juta, beberapa kali lipat dari jumlah resmi hampir 400.000.***(Nur Annisa/PR Pangandaran)