Namun bagaimana pun, perintah Rodrigo Duterte yang memberi izin bagi para pasukannya untuk mengahabisi para pemberontak komunis dalam perang terbuka di negara tersebut mendapat cukup banyak kecaman.
Kecaman tersebut pun muncul dikarenakan kekhawatiran akan adanya gelombang pertumpahan yang baru di Filipina.
Sebagaimana yang diketahui, negara tersebut telah menjadi lahan pertumpahan darah terbuka selama beberapa tahun belakangan.
Baca Juga: Anti Gagal! Kartu Prakerja Gelombang 13 Ditutup Hari Ini, Ikuti 8 Cara Ini untuk Mendaftarkan Diri
Hal tersebut bermula ketika presiden Rodrigo Duterte mengumumkan perang terbuka terhadap para pengedar narkoba di Filipina.
Tidak hanya itu, Rodrigo juga memberikan izin bagi para pasukannya untuk menembak mati para pengedar narkoba yang menolak untuk menyerahkan diri.
Dengan alasan yang sama, presiden yang terkenal dengan ketegasannya ini mengatakan tidak akan memberikan ruang bagi mereka yang masih bersikeras ingin mengedarkan narkoba di Filipina.***