Mereka yang Memaksa Bergaya di Tengah Derita, Berikut Fenomena Sosial Unik nan Miris Bernama ‘La Sape’

- 10 Februari 2021, 09:40 WIB
Ilustrasi fenomea La Sape
Ilustrasi fenomea La Sape /Andrey Yzetbegovict/Breston Kenya

JURNALSUMSEL.COM – Berpakaian dengan warna terang, Bergaya di tengah-tengah komplek kumuh sehingga terlihat seakan memaksa, Merekalah para dandies dari Congo, atau lebih dikenal dengan sebutan Sapeurs untuk pria dan Sapeuse untuk wanitanya.

Para pria dan wanita yang berpakaian mewah namun berkumpul di perumahan kumuh hanya untuk bergaya ini, menyebut diri mereka bagian dari Société des ambianceurs et des personnes elegantes yang jika di terjemahkan menjadi Komunitas Pencipta Suasana dan Orang-orang Elegan.

Orang-orang dengan penampilan nyentrik ini, biasanya berkumpul di jalanan kumuh kota Kinshasa dan kota Brazzenville di Republik Demokrat Kongo.

Tujuan mereka berkumpul tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk bergaya dengan memamerkan baju-bajunya yang berwarna-warni dan mahal, ke orang-orang sekitar.

Tidak hanya itu, para anggota komunitas ini biasanya juga melakukan polling dan saling berlomba untuk menentukan siapa yang tampil dengan baju terbaik.

Nah, Percaya atau tidak, nyatanya budaya yang disebut sebagai La Sape ini telah hadir sejak lama di tanah Kongo.

Baca Juga: Ratna Sari Dewi Soekarno, Istri Presiden Pertama Indonesia Asli Jepang, Berikut Profil dan Kisah Cintanya

Baca Juga: Bukan Myanmar Saja, Berikut 5 Negara Lain yang Juga Pernah Mengalami Kudeta Militer

Namun bagaimana ceritanya budaya untuk terlihat kaya di tengah-tengah kemiskinan ini dapat hadir di negara seperti Afrika?

Pada mulanya, semua dimulai oleh para pekerja kolonial yang datang dari Afrika Barat ke Kongo, yang kemudian oleh penduduk Kongo disebut sebagai Orang Kolonial.

Halaman:

Editor: Mula Akmal

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah