Resmi Jadi Presiden, Biden Bersumpah Akhiri Perpecahan di Amerika Serikat

- 21 Januari 2021, 12:15 WIB
Momen saat Joe Biden diambil sumpah saat pelantikan sebagai Presiden Amerika ke-46
Momen saat Joe Biden diambil sumpah saat pelantikan sebagai Presiden Amerika ke-46 /YouTube/Joe Biden

JURNALSUMSEL.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden resmi dilantik menjadi Presiden ke-46 AS pada Rabu 20 Januari 2021.

Pada acara pelantikannya, Biden bersumpah akan mengakhiri perang tak beradab antar sesama warga negara.

Saa ini, AS sedang dilanda perpecahan akibat pemilihan presiden dimana pendukung Donald Trump tidak menerima kemenangan Biden.

Tidak hanya itu, AS juga diguncang oleh persoalan ekonomi akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Sambil meletakkan tangan di atas Alkitab warisan keluarganya selama lebih seabad, Biden mengambil sumpah jabatannya.

Baca Juga: Paul Pogba Kembali Bawa Manchester United ke Puncak Klasemen Liga Inggris

Baca Juga: Dinkes Provinsi Sulbar Tunda Vaksinasi Covid-19, Ada 5.080 Dosis Vaksin Rusak Akibat Gempa

Sumpah jabatan Biden dilakukan oleh Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts.

Sumpah Biden tersebut otomatis mengikatkan dirinya sebagai Presiden untuk melestarikan, melindungi, dan mempertahankan Konstitusi Amerika Serikat.

“Melalui cobaan selama berabad-abad, Amerika telah diuji lagi, dan Amerika bangkit menghadapi tantangan,” kata Biden saat menyampaikan pidato pelantikannya sebagaimana dikutip Jurnal Sumsel dari ANTARA.

Tidak hanya itu, Biden juga mengatakan bahwa tujuan perayaan kemenangan adalah bagian dari tujuan demokrasi.

Biden seolah menyinggung Donald Trump yang saat ini sedang melakukan gerakan populis dan menolak hasil pemilihan presiden yang demokratis.

Baca Juga: Mau Lolos Interview Kerja? Lakukan 5 Tips Ampuh Berikut Ini!

Baca Juga: Joe Biden dan Kamala Harris Resmi Dilantik, Jokowi Beri Ucapan Selamat dan Harapan Ini!

“Hari ini kita merayakan kemenangan bukan dari seorang kandidat, tetapi karena sebuah tujuan demokrasi..., pada saat ini teman-temanku, demokrasi telah menang,” tegasnya.

Tantangan Biden memang terbilang besar karena menjabat pada saat AS menghadapi kegelisahan mendalam akibat empat krisis utama yakni pandemi, ekonomi, perubahan iklim, serta ketidaksetaraan rasial.

Oleh sebab itu, di hari pertamanya menjabat, Ia langsung membuat serangkaian perintah eksekutif.

Selain itu, Biden juga menyerukan nada damai dan meminta warga AS yang tidak memilihnya untuk memberinya kesempatan menjadi presiden mereka juga.

“Untuk mengatasi tantangan ini, untuk memulihkan jiwa, dan mengamankan masa depan, Amerika membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata. Ini membutuhkan hal yang paling sulit dipahami dari semua hal dalam demokrasi yaitu persatuan,” kata Biden.

Baca Juga: Kamala Harris Resmi Dilantik Menjadi Wakil Presiden Wanita Berkulit Hitam Pertama di AS

Baca Juga: Mau Terlihat Lebih Muda? Lakukan 5 Tips Perawatan Kulit Berikut

Untuk itulah, Biden bertekad akan segera mengakhiri perpecahan yang terjadi di antara warga negara AS.

“Kita harus mengakhiri perang tidak beradab yang mempertemukan warna merah dengan biru, pedesaaan versus perkotaan, konservatif versus liberal. Kita bisa melakukan ini jika kita membuka jiwa kita alih-alih mengeraskan hati kita,” sambung Biden sebagaimana dikutip Jurnal Sumsel dari ANTARA.

Upacara peresmian Joe Biden sebagai Presiden AS di Gedung Capitol dijaga ketat untuk mengantisipasi akan adanya serangan kembali dari pendukung Trump.

Joe Biden sendiri menjadi Presiden AS tertua sepanjang sejarah, Ia menjabat di umur 78 Tahun.***

Editor: Shara Amalia

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah