Kondisi RS-RS di Gaza Semakin Mengkhawatirkan Usai Israel Minta Tempat-tempat Tersebut dikosongkan

13 November 2023, 08:48 WIB
Akibat Aksi Pengeboman Israel, 16 Rumah Sakit di Gaza Tidak Dapat Berfungsi /

JURNALSUMSEL.COM - Serangan genosida yang dilayangkan Israel terhadap Palestina telah merenggut banyak nyawa terutama warga sipil yang tidak bersalah. Sementara itu, fasilitas-fasilitas umum juga banyak dihancurkan, tak terkecuali rumah sakit yang ditargetkan sendiri secara nyata oleh Israel.

Beberapa rumah sakit di Palestina bahkan telah diledakkan oleh tentara Israel. Seolah tak menggubris hukum internasional yang menyatakan bahwa rumah sakit tidak boleh jadi target serangan, nyatanya Israel terus memborbardir tempat-tempat tertentu termasuk rumah sakit.

Rumah sakit di Gaza utara pada Minggu masih mengalami keterbatasan dan kekurangan akibat serangan Israel, sementara tiga bayi yang lahir prematur meninggal dunia akibat tiada pasokan listrik.

Baca Juga: Lewat Lagu 'Freedom for Palestine', Coldplay Ternyata Sudah Beri Dukungan untuk Palestina Sejak 2011

RS Al Shifa dan rumah sakit lain di Gaza utara, wilayah yang digempur habis-habisan oleh militer Israel, hampir tidak mampu merawat pasien, kata petugas medis.

Setiap hari, jumlah korban tewas dan terluka akibat serangan Israel kian bertambah, tetapi tempat untuk merawat mereka semakin sedikit.

Di RS Al Shifa, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra, mengatakan serangan Israel "meneror petugas medis dan warga sipil".

Juru bicara militer Israel, Laksamana Madya Daniel Hagari, mengatakan militer Israel akan membantu evakuasi bayi dari rumah sakit tersebut atas permintaan staf di sana.

Namun, Al-Qidra mengatakan dari 45 bayi yang dirawat, tiga di antaranya sudah meninggal dunia dan mereka tidak diberi tahu oleh militer Israel bagaimana membawa bayi-bayi itu ke tempat yang aman.

Seorang ahli bedah plastik di Al Shifa mengatakan akibat pengeboman terhadap ruang inkubator, bayi-bayi prematur terpaksa dirawat di ranjang biasa dengan sedikit daya yang tersedia untuk mengubah AC menjadi pemanas.

Baca Juga: Datang ke Palembang, Gibran Rakabuming Ingatkan Masyarkat untuk Mendukungnya Secara Sehat

"Kami tahu ini sangat berisiko," kata dr Ahmed El Mokhallalati kepada Reuters. "Kami menduga akan kehilangan bayi lebih banyak lagi setiap hari."

Palang Merah Palestina bulan lalu mengatakan staf medis di RS terbesar kedua di Gaza utara, Al-Quds, kesulitan merawat pasien karena sedikitnya obat-obatan, makanan, dan air.

"Rumah sakit Al Quds terisolasi dari dunia dalam 6-7 hari terakhir. Tak ada jalan masuk, tak ada jalan keluar," kata Tommaso Della Longa, juru bicara Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Shifa juga tak dapat diakses oleh mereka yang baru saja terluka, kata Mohammad Qandil, seorang dokter pada RS Nasser di Khan Younis, Gaza selatan.

"RS Shifa sekarang tidak berfungsi, tak ada yang diizinkan masuk, tak ada yang boleh keluar," kata dia.

Israel mengatakan RS-RS di Gaza utara harus dikosongkan sehingga militer bisa menghancurkan apa yang mereka anggap sebagai pusat komando Hamas di bawah gedungnya dan di daerah sekitarnya. Sementara itu Hamas membantah dalih Israel tersebut.***

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler