China Harus Persiapkan Diri hingga Akhir Januari 2023 Seiring Lonjakan Kasus Covid-19 yang Makin Ganas

26 Desember 2022, 08:31 WIB
Ilustrasi kasus Covid-19 di China semakin merebak. /Pixabay/fernandozhiminaicela

JURNALSUMSEL.COM - Berbeda dari Indonesia, wabah Covid-19 di China saat ini sedang menjadi serangan mematikan.

Hampir 37 juta orang di China kemungkinan telah terinfeksi Covid-19 pada satu hari dalam satu minggu terakhir.

Menurut perkiraan dari otoritas kesehatan utama pemerintah, angka tersebut menjadikan wabah negara China sejauh ini menjadi yang terbesar di dunia.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Sumsel Tingkatkan Kesiapan Rumah Sakit

Mengutup laporan Bloomberg, sebanyak 248 juta orang, atau hampir 18 persen dari populasi, kemungkinan tertular virus dalam 20 hari pertama bulan Desember 2022.

Hal itu menurut risalah dari pertemuan internal Komisi Kesehatan Nasional China yang diadakan pada hari Rabu, 21 Desember 2022 lalu.

Jika akurat, tingkat infeksi akan mengerdilkan rekor harian sebelumnya sekitar 4 juta, yang ditetapkan pada Januari 2022.

Penghentian pembatasan Zero Covid-19 oleh Beijing telah menyebabkan penyebaran varian omicron yang sangat menular tanpa batas dalam populasi dengan tingkat kekebalan alami yang rendah.

Menurut perkiraan, lebih dari setengah penduduk provinsi Sichuan, di barat daya China, dan ibu kota Beijing telah terinfeksi.

Baca Juga: Pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines ditemukan Hanya Tinggal Puing, Kemungkinan Korban Selamat Nihil

Akan tetapi, bagaimana regulator kesehatan China membuat perkiraannya tidak jelas, karena negara itu menutup jaringan bilik pengujian PCR, yang dulu ada di mana-mana, pada awal bulan ini.

Tingkat infeksi yang tepat sulit ditetapkan di negara lain selama pandemi, karena tes laboratorium yang sulit didapat digantikan oleh pengujian di rumah dengan hasil yang tidak dikumpulkan secara terpusat.

Orang-orang di China sekarang menggunakan tes antigen cepat untuk mendeteksi infeksi, dan mereka tidak diwajibkan untuk melaporkan hasil positif.

Sementara itu, pemerintah telah berhenti mempublikasikan jumlah kasus tanpa gejala harian.

Chen Qin, kepala ekonom di konsultan data MetroDataTech, memperkirakan gelombang China saat ini akan memuncak antara pertengahan Desember 2022 dan akhir Januari 2023 di sebagian besar kota.

Baca Juga: Pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines ditemukan Hanya Tinggal Puing, Kemungkinan Korban Selamat Nihil

"Berdasarkan analisis pencarian kata kunci online menunjukkan lonjakan pembukaan kembali sudah bertanggung jawab atas puluhan juta infeksi setiap hari, dengan jumlah kasus terbesar di kota Shenzhen, Shanghai, dan Chongqing," katanya.

Penyebaran Covid-19 yang meledak di China ini menjadikan angka kematian juga tak tercatat dalam beberapa kasus.

Seperti kasus Covid-19 yang menyebar ke pedesaan di China, masyarakat diminta siap menghadapi kematian dikarenakan minimnya fasilitas medis di tempat tersebut.

Sementara itu Indonesia sudah akan memasuki fase endemi Covid-19 saat ini.

Pemerintah mencatat kasus Covid-19 sudah mulai terkendali, disusul dengan vaksin penguat yang sudah diikuti oleh sebagian besar masyarakat.***

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: Bloomberg

Tags

Terkini

Terpopuler