Indonesia Terancam Masuk Jurang Resesi, Berikut Dampak dan Cara Mengatasinya

29 September 2020, 16:42 WIB
Ilustrasi Resesi, dampak dan cara mengatasinya /Google/

JURNALSUMSEL.COM - Pandemi Covid-19 membuat perekonomian dunia terpuruk hingga terjad resesi, termasuk Indonesia.

Sejumlah negara masuk ke jurang resesi dan Indonesia terancam menyusul.

Indonesia bakal masuk ke zona resesi jika akhir September 2020 (kuartal III) pertumbuhan ekonomi kembali negatif atau terkontraksi.

Baca Juga: 10 Tsunami Besar Mematikan yang Pernah Terjadi di Dunia

Pasalnya, pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat negatif 5,32 persen secara tahunan.

Prediksi Indonesia masuk zona resesi sudah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu.

Pertumbuhan ekonomi akan masuk resesi, juga disebutkan oleh sejumlah ekonom.

Baca Juga: Mudahnya Bayar Tagihan Rumah Selama di Rumah Aja

Sebagaimana dilansir Jurnal Sumsel dari Antara, resesi tidak terelakkan karena dalam situasi pandemi ini sangat sulit untuk mendorong konsumsi dan investasi kembali ke arah normal.

Pengertian Resesi

Dikutip dari Forbes, pada 1974 ekonom Julius Shiskin mendefinisikan resesi ekonomi ketika penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) terjadi dalam dua kuartal berturut-turut.

Sementara para ahli menyatakan pemahaman yang berbeda soal resesi.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Ditunda

Resesi diartikan ketika terjadi penurunan signifikan aktivitas ekonomi yang mengakibatkan PDB negatif.

Selain itu juga terjadi lonjakan tingkat pengangguran, penurunan produksi, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.

Penyebab Resesi

Ada enam penyebab resesi:

Baca Juga: Mau Dapet Insentif Tambahan dari Prakerja? Begini Caranya

  1. Guncangan ekonomi yang tiba-tiba. Kali ini penyebabnya adalah wabah Covid-19 yang telah memukul sektor ekonomi di seluruh dunia.
  2. Utang yang berlebihan.
  3. Gelembung aset.
  4. Inflasi terlalu tinggi. Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik seiring waktu.
  5. Terlalu banyak deflasi.
  6. Perubahan teknologi.

Baca Juga: Rayakan HUT Ke-64, Kabupaten Musi Banyuasin Berambisi Jadi yang Terdepan di Indonesia

Dampak Resesi

Di Indonesia, dampak resesi ekonomi terlihat pada ketidakstabilan kurs dolar.

Hal tersebut langsung menyebabkan rupiah menjadi melemah dan akan memukul pada sektor ekspor impor Indonesia.

Selain itu, ketidakstabilan kurs dolar AS juga mengakibatkan suku bunga juga akan meningkat, dampaknya terjadi inflasi akan tinggi.

Selain itu, minat investor langsung menurun dan diikuti pelaku pasar saham banyak keluar pasar modal.

Baca Juga: Diduga Boyong Titus Bonai dengan Cara Tak Etis, Muba Babel United Diserang Warganet

Sementara Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menyebut, dampak resesi menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berlanjut dan semakin merata di hampir semua sektor usaha.

Hingga akhir tahun 2020, Bhima memperkirakan setidaknya akan ada 15 juta pekerja yang terkena imbas sehingga harus di-PHK oleh perusahaannya.

Dampak lainnya adalah daya beli masyarakat yang menurun serta bertambahnya jumlah orang miskin. Sedangkan dampak sosialnya, angka kriminalitas juga meningkat.

Baca Juga: HEBOH! Pemuda Lajang Nikahi 'Luna Maya' yang Berusia 62 Tahun di Kalimantan Tengah

Cara Mengatasi Resesi

Sudah beberapa cara dilakukan Pemerintah Indonesia untuk terhindar dari zona resesi.

Satu di antaranya adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang mencakup bidang kesehatan, pemberian bansos, membantu UMKM, mendukung korporasi dan sektoral maupun perekonomian daerah.

Sri Mulyani mengatakan, ada tiga strategi agar Indonesia terhindari dari resesi yakni:

Baca Juga: Profil Singkat Silvany Austin Pasaribu, Diplomat Indonesia yang Viral Usai 'Menampar Keras' Vanuatu

  • Akselerasi eksekusi Program PEN.
  • Memperkuat konsumsi pemerintah.
  • Memperkuat konsumsi masyarakat.

Saat ini fundamental ekonomi dinilai masih cukup kuat.

Hal tersebut ditopang dengan kondisi perbankan yang kuat dan konsumsi masyarakat masih tetap tinggi.

Untuk itu, dalam kondisi seperti ini masyarakat sebaiknya tidak perlu panik jika Indonesia masuk dalam zona resesi.***

Editor: Muhammad Wirawan Kusuma

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler