Utang Indonesia Dekati Angka Rp6.000 Triliun, Jawaban Santai Sri Mulyani : Negara Lain Lebih Parah

24 Februari 2021, 11:00 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati. /Dok. kemenkeu.go.id

JURNALSUMSEL.COM – Baru-baru ini beredar kabar yang cukup membuat ngeri netizen Indonesia.

Kabar tersebut adalah tentang keseluruhan utang Indonesia yang kini dikabarkan membengkak hingga ke angka nyaris mendekati Rp6.000 triliun.

Menanggapi keresahan yang cukup tinggi di masyarakat, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pun angkat suara.

"Tingkat utang dan tambahan utang publik Indonesia terjaga dan menjadi salah satu yang terendah," ujar Sri Mulyani dalam video vitual, pada Selasa, 23 Februari 2021.

Sebelumnya sebagaimana yang diketahui, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV 2020 tercatat sebesar USD417,5 miliar atau Rp5.807,43 triliun (kurs Rp13.9100 per USD).

Rinciannya hutang ini terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar USD209,2 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD208,3 miliar.

Baca Juga: Banjir hingga Kebakaran, Berikut Daftar Barang Utama yang Wajib Diselamatkan pada Saat Terjadi Bencana

Baca Juga: Ingin Sukses Tanpa Embel-embel Ijazah Kuliah? Kuasai 5 Skill Ini

"Kenaikan utang publik dan pemerintah akibat counter cycle selama setahun utang kita meningkat 8%," jelas Sri Mulyani lebih lanjut.

Dirinya juga membandingkan keadaan uutang Indonesia yang masih lebih baik dan aman jika dibandingkan dengan negara lainnya.

Lantaran kenaikan utang pada negara lainnya meningkat hingga 20%. Sebagai perbandingan kenaikan hutang Amerika Serikat menngkat 22,5% sedangkan Jepang meningkat 28%.

Negara maju lain seperti China juga ikut mengalami kenaikan Rasio hutang dari 52% di 2019 menjadi 61,7% di 2020.

Sementara itu, untuk negara tetangga, salah satunya Malaysia, defisit anggarannya naik dari 2,9% di 2019 menjadi 6,5% di 2020. Rasio utang negara ini juga naik dari 57,2% di 2019 menjadi 67,6% di 2020.

Filipina pun memiliki keadaan yang sama, dengan defisit anggarannya bengkak dari 0,7% di 2019 menjadi 8,1% di 2020. Sementara rasio utangnya naik dari 37% di 2019 menjadi 48,9% di 2020.

Singapura yang telah masuk ke dalam kategori negara maju, juga mengalami hal yang sama.

Baca Juga: Ingin Sukses Tanpa Embel-embel Ijazah Kuliah? Kuasai 5 Skill Ini

Baca Juga: Mudah! Atasi Gagal Upload Foto KTP Saat Daftar Kartu Prakerja, Begini Caranya

Anggaran negara ini awalnya surplus 3,9% di 2019, kemudian menjadi defisit 10,8% di 2020.

Rasio utangnya juga ikut naik dari 130% di 2019 menjadi 131,2% di 2020.

Dengan perbandingan tersebut, Sri Mulyani pun menjelaskan agar masyarakat tidak perlu khawatir terhadap keadaan yang tengah terjadi.

Karena faktanya Indonesia masih berada di taraf aman dengan defisit anggaran pemerintah di tahun 2019 adalah 2,3% dan naik jadi 6,1% di 2020.

Sementara rasio utang pemerintah Indonesia naik dari 30,5% di 2019 menjadi 38,5% di 2020.

Dengan laporan tersebut, Indonesia pun masih tergolong aman karena memiliki tambahan utang publik yang cukup rendah jika dibandingkan dengan negara maju.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: kemenkeu.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler