Sejarah Jalan Malioboro, Ikonik Kota Yogyakarta yang Nyaman untuk Disinggahi

5 November 2020, 05:00 WIB
Kawasan Malioboro, pusat pariwisata Yogyakarta. /

JURNALSUMSEL.COM – Saat berlibur ke Yogyakarta, kurang lengkap rasanya jika belum mampir ke Malioboro.

Malioboro adalah nama kawasan tiga jalan yang membentang dari Tugu Putih hingga perempatan kantor Pos Besar di kota Jogja.

Selain berada di jantung kota, Malioboro juga dikenal dengan cerita sejarahnya.

Baca Juga: Pesan Menyentuh Burger King Ajak Warga Pesan Makanan Kompetitor Hingga Warteg

Keberadaan Malioboro sering kali dikaitkan dengan tiga tempat sakral di Yogyakarta yaitu Gunung Merapi, Keraton, dan Pantai Selatan.

Dalam bahasa Sansekerta, Malioboro berarti karangan bunga.

Kata Malioboro juga berasal dari kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816 M.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Segera Tiba, Pemerintah Tetapkan Vaksinasi Sementara untuk 170 Juta Jiwa

Keberadaan jalan ini ditata khusus sesuai mata angin, membujur arah utara-selatan dan berpotongan tegak lurus.

Pola tesebut diperkuat sebagai sumbu imaginer antara Pantai Selatan, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi.

Malioboro mulai ramai pada era kolonial 1790 saat pemerintah Belanda membangun Benteng Vredeburg pada tahun 1790 di ujung selatan jalan ini.

Baca Juga: Ingin Hapus Akun Instagram Permanen atau Sementara, Ini Langkahnya

Setelah itu, Malioboro berkembang kian pesat karena perdagangan antara orang Belanda dan pedagang Tionghoa.

Tahun 1887, jalan Malioboro dibagi menjadi dua dengan didirikannya tempat pemberhentian kereta api yang kini bernama Stasiun Tugu Yogyakarta.

Malioboro juga menjadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Cara Menambah Followers Instagram Mudah Tanpa Perlu Membayar

Baca Juga: Rayakan Natal dan Tahun Baru dengan Ucapan Termanis Berikut

Pada tahun 1949,pernah terjadi pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda atau yang dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret.

Hingga kini, Malioboro terus berkembang namun tetap mempertahankan konsep aslinya yang tidak pernah hilang.

Pemerintah setempat terus melakukan perbaikan untuk menata Malioboro menjadi kawasan yang tidak hanya menjadi ikonik dari Yogyakarta tetapi juga tempat yang nyaman untuk disinggahi. ***

Editor: Muhammad Wirawan Kusuma

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler