JURNALSUMSEL.COM - Insiden Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober malam menjadi insiden yang banyak disorot oleh negara-negara lain.
Sebanyak 125 orang dinyatakan meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan dikarenakan berdesak-desakan saat melewati gate hingga adanya kekerasan antara suppoter dan aparat kepolisian.
Tragedi Kanjuruhan itu pun sangat disayangkan, terlebih bukan pertama kali kejadian serupa terjadi.
Melansir dari Antara, Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam menyebut ada indikasi terjadinya pelanggaran HAM saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Beberapa informasi yang kami dapatkan, kekerasan memang terjadi," kata Choirul Anam saat konferensi pers di kantor manajemen Arema FC di Kota Malang, Senin.
Beberapa kekerasan yang terbukti dilakukan adalah tendangan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap suporter. Bahkan, ketika suporter Arema sedang berjalan kaki di pinggir lapangan, kekerasan masih dilakukan aparat keamanan.
"Ditendang, kena kungfu di lapangan. Nah, itu tidak hanya Komnas HAM yang melihat, tapi semua juga bisa lihat," ujar Anam.
Anam mengatakan Komnas HAM sedang menelusuri dan melihat kondisi Stadion Kanjuruhan Malang untuk memastikan apa yang terjadi dalam kerusuhan yang menewaskan 125 orang, termasuk dua anggota polisi.