Soal Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Seandainya Tidak Ada Gas Air Mata, Mungkin Tidak Ada Hiruk Pikuk

- 3 Oktober 2022, 15:55 WIB
Ditendang, Dipukul Hingga Tersungkur, Aksi TNI AD Melerai Suporter Kelewat Batas, Tragedi Kanjuruhan Malang
Ditendang, Dipukul Hingga Tersungkur, Aksi TNI AD Melerai Suporter Kelewat Batas, Tragedi Kanjuruhan Malang /Twitter/@Android_AK_47/

JURNALSUMSEL.COM - Insiden Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober malam menjadi insiden yang banyak disorot oleh negara-negara lain.

Sebanyak 125 orang dinyatakan meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan dikarenakan berdesak-desakan saat melewati gate hingga adanya kekerasan antara suppoter dan aparat kepolisian.

Tragedi Kanjuruhan itu pun sangat disayangkan, terlebih bukan pertama kali kejadian serupa terjadi.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Jadi Sorotan Dunia, dari Pemberitaan di Malaysia hingga Ucapan dari Aktor Korea Selatan

Melansir dari Antara, Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam menyebut ada indikasi terjadinya pelanggaran HAM saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Beberapa informasi yang kami dapatkan, kekerasan memang terjadi," kata Choirul Anam saat konferensi pers di kantor manajemen Arema FC di Kota Malang, Senin.

Beberapa kekerasan yang terbukti dilakukan adalah tendangan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap suporter. Bahkan, ketika suporter Arema sedang berjalan kaki di pinggir lapangan, kekerasan masih dilakukan aparat keamanan.

"Ditendang, kena kungfu di lapangan. Nah, itu tidak hanya Komnas HAM yang melihat, tapi semua juga bisa lihat," ujar Anam.

Anam mengatakan Komnas HAM sedang menelusuri dan melihat kondisi Stadion Kanjuruhan Malang untuk memastikan apa yang terjadi dalam kerusuhan yang menewaskan 125 orang, termasuk dua anggota polisi.

Halaman:

Editor: Aisa Meisarah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x