Kongres tersebut dibina oleh Prof. Bahder Djohan, dilaksanakan dengan tujuan untuk memikirkan istilah baru di dunia kedokteran.
Akhirnya pada tahun tersebut, dikenal tiga macam dokter di Indonesia yaitu dokter Jawa keluaran sekolah dokter Jawa, Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS,dan dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis.
Baca Juga: VIRAL! Wanita Menjerit saat Angin Puting Beliung Terjang Bekasi Utara
Tiga tahun kemudian, VGI akhirnya dibubarkan dan diganti menjadi Jawa Izi Hookokai.
Lalu diadakan lagi sebuah pertemuan pada 30 Juli 1950 atas usulan Dr. Seni Sastromidjojo, PB Perthabiban (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia).
Pada tanggal 22 hingga 25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park dan baru diresmikan pada bulan Oktober.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Layanan Pengiriman Untuk Kamu yang Punya Bisnis Lokal
Dalam Muktamar I tersebut, Dr Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.
Lalu Ikatan Dokter Indonesia akhirnya secara resmi mendapatkan legalitas hukum pada 24 Oktober 1950. Sejak itulah 24 Oktober diperingati sebagai Hari Dokter Nasional di Indonesia. ***