Pemerintah Dukung untuk Fasilitasi Penelitian dan Penemuan Obat Covid-19

- 7 Agustus 2020, 08:26 WIB
Ilustrasi obat.
Ilustrasi obat. /PIXABAY/Steve PB

JURNALSUMSEL.COM - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Prof. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D menyatakan bahwa pemerintah terbuka dan mengapresiasi kepada siapa saja yang ingin ikut berpartisipasi dalam penemuan obat Covid-19 di Indonesia.

"Pemerintah akan memfasilitasi serta mendukung segala penelitian dalam penemuan obat Covid-19 asal sesuai dengan koridor dan etika yang ada.," ucapnya dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Jakarta, Kamis 6 Agustus 2020.

Ali menjelaskan bahwa dalam proses penemuan obat, terutama obat untuk penanganan Covid-19, membutuhkan proses yang panjang dan terdapat beragam prosedur yang harus dilaksanakan.

"Menemukan sebuah obat diperlukan proses yang sangat panjang karena menyangkut keamanan hidup masyarakat. Obat yang salah akan bisa menjadi racun dan berbahaya," katanya.

Baca Juga: Tambah 49 Pasien, Positif Covid-19 di Sumsel Kini Capai 3602 Kasus

Proses menemukan obat juga diawali dengan penelitian yang memiliki berbagai tahapan agar aman untuk diimplikasikan kepada masyarakat. Ali juga mengungkapkan bahwa proses pertama dalam melakukan suatu penelitian adalah presentasi kepada kolega agar hasil penelitian bisa didiskusikan bersama mengenai kelayakannya.

"Oleh karena itu, biasanya orang melakukan penelitian sebelumnya membuat proposal terlebih dahulu. Selanjutnya proposal tersebut harus lulus dalam uji etika kelayakan yang diuji oleh Komite Etik. Jadi tidak bisa langsung mengklaim menemukan obat. Harus ada prosedur yang dijalankan," ungkapnya.

Dia mengatakan Indonesia telah menghasilkan lebih dari 60 inovasi sebagai usaha memutus penyebaran Covid-19. Berbagai inovasi selama 4 bulan terakhir telah dihasilkan. Seperti robot perawat, rapid test kit dan lain sebagainya. Bahkan PCR yang biasanya kita impor, sekarang tidak.

Baca Juga: Sambut HUT ke-75 RI, PT KAI Beri Diskon Tiket untuk 13 Kereta Api

"Peneliti Indonesia telah membuatnya. Ada juga mobile laboratory dimana laboratorium bisa menghampiri masyarakat. Itu juga inovasi yang dibuat oleh anak bangsa. Terakhir adalah ventilator canggih yang dibuat oleh UGM, yang kalau kita impor itu bisa miliaran tapi ini hanya 450 juta," tutupnya.***

Editor: Mula Akmal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x