Mengingat Sejarah Romusha, 3 Tahun Penderitaan Indonesia dalam Belenggu Jepang  

- 9 November 2020, 14:50 WIB
ILUSTRASI romusha atau kerja paksa.*
ILUSTRASI romusha atau kerja paksa.* /pixabay

Mereka memaksa rakyat terutama para petani, untuk mengerjakan berbagai hal. Seperti ikut berperang, membangun benteng, penjara, bahkan rel kereta api.

Mereka yang dijadikan pekerja romusha adalah laki-laki usia produktif, yaitu usia 16 sampai 60 tahun yang direkrut dari berbagai daerah secara paksa, dan seringkali pada akhirnya tak lagi kembali ke rumahnya masing-masing.

Baca Juga: Catat Tanggalnya! Gubernur Sumatera Selatan Ikut Jualan Jersey Sriwijaya FC di Kambang Iwak

Sementara itu, kaum perempuannya dipaksa untuk membajak sawa, dan melakukan pekerjaan berat lainnya.

Sedangkan anak-anak gadis mereka dijeadikan sebagai budak seks tentara Jepang yang ada di garis depan peperangan.

Para pekerja romusha ini diberikan seragam dari sarung goni yang berkutu, sebagai ciri khas pekerja romusha.

Baca Juga: 10 Cara Alami Menghilangkan Bau Mulut Setelah Makan Pete

Setiap hari mereka harus melakukan tugas tanpa istirahat serta makan dan minum yang cukup. Sehingga tubuh mereka menjadi sangat kurus dan tak terurus.

Pekerjaan mereka selalu diawasi oleh para tentara Jepang yang memegang berbagai senjata, seperti cambuk, pentungan logam, dll yang siap menghantam pekerja romusha yang berniat kabur atau mencuri waktu istirahat.***

Halaman:

Editor: Muhammad Wirawan Kusuma

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah