Bukan Cuma Baik untuk Tubuh, Makanan Sehat juga Buat Suasana Hati Semakin Bahagia

- 21 Oktober 2020, 06:30 WIB
ilustrasi makanan sehat/pexels/trangdoan
ilustrasi makanan sehat/pexels/trangdoan /pexels/trangdoan

JURNALSUMSEL.COM - Apa dan bagaimana kita makan membantu tidak hanya melindungi kesehatan fisik kita tetapi juga kesehatan mental kita.

Dengan pola makan Mediterania, kaya akan buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan dan sesekali daging merah, terkait dengan risiko depresi yang lebih rendah.

Kebanyakan dari kita percaya bahwa kita adalah apa yang kita makan. Tapi pernahkah Anda berpikir Anda bisa 'merasakan' apa yang Anda makan?

Baca Juga: Rekomendasi 5 Drama Korea Untuk Meningkatkan Mood Saat Galau

Baca Juga: Jadwal Acara Indosia Hari ini Rabu 21 Oktober 2020, Jangan Lewatkan Suara Hati Istri dan Pop Academy

Suasana hati dapat meningkat sebagai hasil dari makan makanan yang mengurangi peradangan dan mendukung mikrobioma usus, triliunan bakteri dan virus di dalam usus.

Bahwa pola makan Mediterania, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan dengan hanya sesekali daging merah, terkait dengan risiko depresi yang lebih rendah.

Di sisi lain, kesehatan mental yang buruk cenderung diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat.

Baca Juga: Berikut 5 Tips Mengaplikasikan Lipstik Merah yang Cocok untuk Kulit Gelap

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Hari ini Rabu 21 Oktober 2020, Ada Filmnya Paul Walker

Makan karbohidrat olahan tinggi dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.

Indeks glikemik adalah cara untuk menentukan peringkat karbohidrat dalam makanan sesuai dengan seberapa cepat dicerna, diserap oleh tubuh, masuk ke dalam darah dan meningkatkan kadar insulin.

Diet dengan indeks glikemik tinggi yang mengandung banyak karbohidrat olahan dan gula dapat merusak kesejahteraan psikologis Anda.

Baca Juga: Digosipkan Pacari Dul Jaelani, Berikut Profil Singkat Tissa Biani dan 12 Fakta Menarik Tentangnya

Baca Juga: Fakta Mengejutkan! Norovirus Telah ada di Indonesia Sejak Lama

Karbohidrat yang semakin halus dalam makanan Anda dapat menyebabkan gejala depresi yang lebih tinggi.

Saat ini ketika kita membahas makanan dan suasana hati, kita tidak dapat mengabaikan mikrobioma usus karena mikrobioma itu berinteraksi dengan otak di kedua arah, melalui saraf, peradangan dan hormon.

Interaksi yang berubah antara otak dan mikrobioma usus yang mempengaruhi kesehatan mental telah dipelajari pada hewan.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan! Norovirus Telah ada di Indonesia Sejak Lama

Baca Juga: 3 Jajanan Khas India yang Cara Penyajiannya Terbilang Unik

Perubahan perilaku emosional terlihat pada hewan dengan perubahan mikrobioma usus. Ini sejalan dengan depresi berat pada orang dengan perubahan mikrobioma usus.

Selain itu, transfer mikrobioma usus, feses ke hewan dari pasien dengan depresi tampaknya menyebabkan keadaan seperti depresi pada hewan tersebut.

Sebaliknya, mengonsumsi makanan Mediterania, tinggi serat, polifenol, dan asam lemak tak jenuh, dapat meningkatkan aktivitas mikroba usus yang menghasilkan zat anti-inflamasi.

Baca Juga: Berkenalan dengan Tekwan, Warisan Budaya Kuliner Khas Sumatera Selatan

Baca Juga: Waspada Gempa dan Tsunami di Tengah Pandemi, Pahami Panduan Evakuasinya

Selain itu, penelitian terbaru menemukan bahwa konsumsi probiotik oleh orang sehat, yang menargetkan mikrobioma usus, dapat mengubah respons otak menjadi lebih perhatian dan dapat meredakan gejala depresi.

Anda mungkin berkata, studi-studi ini tidak banyak artinya. Tetapi jika dilihat bersama-sama, mereka menyarankan mikrobioma usus dapat mengatur emosi di otak manusia.***

Editor: Mula Akmal

Sumber: mirror.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah